PACITAN, POPULI.ID – Di sudut kecil Dusun Margorejo, Desa Punung, Kecamatan Punung, Pacitan, berdiri sebuah rumah sederhana dengan cat putih dan biru yang menyimpan sejuta kenangan.
Rumah ini bukan sekadar bangunan tua, melainkan saksi bisu perjalanan hidup Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden keenam Republik Indonesia.
Tidak banyak yang tahu bahwa di sinilah SBY tumbuh, bermimpi, dan berjuang sebelum akhirnya menjadi pemimpin negeri ini.
Di rumah ini pula, Ayahanda SBY, H. Soekotjo, dan Ibunda Mulyati menghabiskan masa tuanya hingga akhir hayat.
Kini, rumah tersebut ditinggali oleh Sari, anak angkat dari H. Soekotjo. Meski bukan rumah mewah, tempat ini menyimpan sejarah panjang keluarga Yudhoyono.
Di dalamnya masih tersimpan rapi kamar dan tempat tidur yang dahulu digunakan SBY. Bahkan, foto-foto masa muda SBY bersama Agus Harimurti Yudhoyono—yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan—dan Edhie Baskoro Yudhoyono dengan kakek-neneknya, masih tertata dengan baik.
Ironisnya, meski rumah ini menjadi bagian dari sejarah seorang mantan Presiden, hanya segelintir orang yang mengetahui keberadaannya.
Tidak banyak wisatawan atau masyarakat yang berkunjung, karena memang belum ada tanda khusus yang menunjukkan bahwa rumah ini adalah tempat bersejarah.
Padahal, rumah ini seharusnya menjadi warisan sejarah yang bisa memberikan inspirasi bagi generasi penerus.
Jelang Idul Fitri, rumah ini tetap terlihat sederhana, jauh dari kesan megah seperti rumah orang tua seorang mantan pemimpin negara.
Cat rumah mulai memudar, beberapa bagian tampak perlu renovasi. Namun, justru dalam kesederhanaannya, rumah ini menyimpan makna mendalam tentang perjuangan dan kerja keras seorang anak bangsa yang sukses membawa nama Indonesia ke kancah dunia.
Masyarakat berharap ada penanda khusus di rumah ini agar sejarah perjuangan SBY bisa lebih dikenal luas.
Mungkin, sebuah prasasti atau museum kecil bisa didirikan, agar siapa pun yang datang ke Pacitan bisa melihat langsung bagaimana SBY memulai langkahnya menuju puncak kepemimpinan. Sebuah penghargaan bagi sejarah dan inspirasi bagi generasi mendatang.
Sunarti, Ibunda Sari yang kini menempati rumah tersebut, mengungkapkan bahwa dirinya menjaga amanat dari SBY dan almarhumah Ani Yudhoyono untuk selalu merawat keistimewaan rumah ini dengan baik, meskipun kondisinya semakin memprihatinkan.
“Rumah ini bukan sekadar bangunan, tetapi bagian dari sejarah dan perjuangan Pak SBY. Saya berusaha menjaga amanah ini sebaik mungkin,” ujarnya.
Kini, rumah kecil berwarna putih biru itu tetap berdiri, menyimpan kenangan dan harapan. Sebuah tempat yang layak menjadi bagian dari jejak sejarah bangsa, agar perjuangan dan pengorbanan tak hanya menjadi kisah yang terlupakan, tetapi menjadi pelita bagi mereka yang ingin mengukir masa depan gemilang.