POPULI.ID – Dalam keseharian, kita mudah mengenali pasangan kata berlawanan seperti “baik” dan “buruk” atau “kenyang” dan “lapar”. Tapi pernahkah Anda bertanya, apa lawan kata dari “haus”?
Banyak orang mungkin spontan menjawab “lega”. Namun ternyata, jawaban itu kurang tepat.
Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata lega lebih merujuk pada kondisi fisik dan perasaan: lapang, tidak sesak, tenang, atau tidak sibuk.
Artinya, tidak ada hubungan langsung antara “lega” dan kondisi setelah minum.
Lalu, apa sebenarnya lawan kata dari “haus”? Jawabannya adalah ‘palum’.
Ya, palum adalah kata yang secara resmi tercatat dalam KBBI VI Daring sebagai lawan dari “haus”.
Menurut definisi, palum berarti sudah puas minum; hilang rasa haus. Menariknya, kata ini bukan berasal dari bahasa Indonesia standar, melainkan merupakan serapan dari bahasa daerah.
Menurut unggahan akun resmi @badanbahasakemendikbud, palum diambil dari bahasa Batak Pakpak, bahasa yang digunakan masyarakat etnis Pakpak di wilayah Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah di Sumatra Utara, serta sebagian Aceh Singkil dan Subulussalam.
Tak hanya palum, ada sejumlah kata lain dari bahasa Batak yang telah memperkaya kosakata bahasa Indonesia, seperti horas, mangan (makan), modom (tidur), hingga paninggil.
Dalam Kamus Pakpak-Indonesia karya Tindi Radja Manik (2002) yang menjadi rujukan KBBI, palum juga diartikan sebagai “sembuh dari dahaga”.
Kata ini diajukan sebagai entri baru ke KBBI pada 2024 dan kini telah disahkan sebagai bagian dari bahasa Indonesia.
Meski sudah resmi masuk kamus, penggunaan palum dalam percakapan sehari-hari masih terbilang langka.
Sebagian besar masyarakat lebih memilih mengatakan “tidak haus lagi” atau “sudah minum”.
Padahal, palum menawarkan padanan yang lebih ringkas, tepat, dan indah.
Kehadiran kata ini menjadi pengingat bahwa bahasa Indonesia tidak berdiri sendiri, melainkan tumbuh dari berbagai akar budaya dan bahasa daerah.
Menghidupkan kata-kata seperti palum dalam keseharian bukan hanya memperkaya diksi, tapi juga menunjukkan apresiasi terhadap keberagaman bahasa nusantara.
Jadi, mulai sekarang, jika Anda tak lagi haus, cobalah ucapkan: ‘Saya sudah palum’.