SLEMAN, POPULI.ID – Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Kamis (2/10/2025) pagi setelah sebelumnya selama beberapa bulan hanya memperlihatkan aktivitas berupa guguran lava. Awan panas tersebut meluncur sejauh dua kilometer dari puncaknya.
Awan panas guguran meluncur sejauh 2.500 meter ke arah hulu Kali Boyong. Hal ini menyebabkan lima dusun di Kabupaten Sleman dilanda hujan abu.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan dari catatan seismik menunjukkan amplitudo sebesar 59 milimeter dengan durasi selama 225 detik. Aktivitas vulkanik ini sempat memunculkan hujan abu tipis di beberapa wilayah, termasuk kawasan RSUD Sleman.
“Aktivitas vulkanik Gunung Merapi ini juga yang menjadi penyebab hujan abu di beberapa titik arah luncuran. Untuk aktivitas memang saat ini masih cukup tinggi. Statusnya tetap berada di level SIAGA atau Level III,” katanya, Kamis (2/10/2025).
Gunung di perbatasan DIY-Jateng ini juga meluncurkan awan panas pada hari sebelumnya. Pada Rabu (1/10/2025), jarak luncur awan panas mencapai satu kilometer dari puncak.
Selain awan panas, guguran lava ke arah barat daya terjadi 14 kali dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter. Aktivitas kegempaan didominasi gempa guguran sebanyak 98 kali dan gempa fase banyak 97 kali.
Agus mengungkapkan berdasarkan data visual menunjukkan adanya sedikit perubahan pada Kubah Lava Barat Daya. Penyebabnya adalah rentetan aktivitas guguran lava.
Berdasarkan analisis foto udara tanggal 25 Agustus 2025, volume Kubah Barat Daya tercatat sebesar 4.179.900 meter kubik. Sedangkan Kubah Tengah mencapai 2.368.800 meter kubik.
“Aktivitas didominasi kubah lava barat daya. Adapun kubah tengah terpantau relatif stabil tanpa perubahan morfologi signifikan,” jelasnya.
BPPTKG mencatat selama periode pengamatan terakhir, aktivitas kegempaan lebih tinggi dibandingkan minggu sebelumnya. Tercatat ada 81 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 644 gempa Fase Banyak (MP) dan 520 gempa Guguran (RF) serta 9 gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan ini menunjukkan suplai magma ke tubuh gunung masih berlangsung.
“Ini dapat memicu terjadinya guguran lava maupun awan panas di dalam daerah potensi bahaya,” ujar Agus.
Radius aman untuk aktivitas masyarakat dari puncak Gunung Merapi ditetapkan sejauh tiga kilometer. Zona bahaya diperluas menjadi tujuh kilometer di kawasan Sungai Krasak, Sungai Gendol, dan Sungai Boyong.
“Kami tegaskan selama berada di luar zona bahaya yang disebutkan di atas, masyarakat dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari dengan aman dan tenang,” imbau Agus.
Sementara itu, wilayah yang mengalami hujan abu ada di Kapanewon Pakem yakni Dusun Turgo, Kalurahan Pakembinangun; lalu Kaliurang Timur dan Kaliurang Barat, Kalurahan Hargobinangun. Sedangkan di Kapanewon Turi meliputi Dusun Tunggularum, Kalurahan Wonokerto; dan Dusun Ngangring, Kalurahan Girikerto.
Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, mengatakan pihaknya telah melakukan asesmen data kejadian. Untuk melindungi pernafasan dari abu yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi masyarakat, BPBD Sleman telah mendata stok dan kebutuhan masker.
Distribusi masker rencananya akan segera dilakukan. Namun distribusi masker sementara belum dilakukan karena mempertimbangkan skala hujan abu tipis dan stok masker di masing-masing wilayah.
“Karena stok di masing-masing wilayah ternyata masih ada,” kata Bambang.