BANTUL, POPULI.ID – Sebagai upaya untuk mengurai permasalahan sampah, Pemkab Bantul mendorong pengolahan sampah di tingkat kalurahan. Caranya dengan menggencarkan pembuatan tempat pemusnahan sampah secara tradisional melalui pembuatan jugangan atau lubang pada tanah.
Wakil Bupati Bantul Aris Suharyanta menyebut untuk menuntaskan persoalan sampah dibutuhkan kerja sistematis dan sinergi dari level rumah tangga, kelurahan hingga tingkat kabupaten.
“Di samping pengolohan sampah yang sudah kami siapkan melalui sejumlah TPST, kami juga mendorong kelurahan-kelurahan untuk membuat tempat pemusnahan sampah organik secara tradisional seperti yang dipraktikkan orang dahulu melalui pembuatan jugangan,” jelasnya.
“Harapan kami sampah bisa ditimbun di situ di jugangan, terus berapa bulan kemudian bisa dambil lagi sampahnya terus kita olah menjadi pupuk,” katanya.
Menurut wabup Bantul, dengan langkah tersebut bisa membantu Kabupaten Bantul mewujudkan program Bantul Bersih Sampah 2025, karena sampah-sampah yang dihasilkan rumah tangga langsung bisa diselesaikan di tingkat kelurahan.
Sementara sampah-sampah yang memang tidak bisa diolah dengan cara tradisional tersebut dibawa atau diangkut ke tempat pengolahan sampah milik pemerintah maupun kelurahan untuk diolah dan menjadi olahan yang memiliki nilai.
“Pengelolaan sampah di Bantul tetap terus berjalan, sambil kami masih mencari solusi- solusi kepada kelurahan kelurahan agar harapan kami sampah bisa selesai di kelurahan di samping pengolahan sampah yang kita sudah punya,” katanya.
Terkait dengan adanya perilaku masyarakat yang masih membuang sampah secara sembarangan atau tidak pada tempatnya, Pemkab Bantul sudah memasang kamera pengawas CCTV di beberapa lokasi yang menjadi lokasi pembuangan sampah liar.
“Hasilnya kami serahkan kepada Satuan Polisi Pamong Praja -Satol PP- untuk menindaklanjuti itu -pelaku pembuangan sampah liar-,” tukasnya.