• Tentang Kami
Tuesday, September 16, 2025
populi.id
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
No Result
View All Result
populi.id
No Result
View All Result
Home Cendekia

KPU Rilis Aturan Kontroversial Jelang Pemilu 2029, Dosen UMY: Poinnya Justru Soal Kegagalan Fundamental Parpol

Komisi Pemilihan Umum baru saja mengeluarkan aturan kontroversial jelang Pemilu 2029, di mana tak akan mempublikasikan berkas pencalonan presiden dan wakil presiden kepada publik

byGalih Priatmojo
September 16, 2025
in Cendekia, headline
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Ilustrasi pemilu.

Ilustrasi pemilu. [vecteezy/Deny Prasetya]

0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare via WhatsApp

BANTUL, POPULI.ID – Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) baru-baru ini mengeluarkan aturan kontroversial menjelang Pemilu 2029, yakni tidak akan mempublikasikan berkas pencalonan presiden dan wakil presiden kepada publik. Aturan ini menuai pro dan kontra.

Namun menurut Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sekaligus mantan Ketua Bawaslu RI periode 2008–2012, Bambang Eka Cahya Widodo persoalan utama bukan terletak pada transparansi KPU, melainkan pada kegagalan fundamental partai politik dalam melakukan seleksi kader.

BERITA MENARIK LAINNYA

Tuai Pro Kontra, KPU Batalkan Aturan Soal Dokumen Syarat Capres dan Cawapres

Dosen UGM Tekankan Soal Transparansi dan Audit Terkait Kenaikan Bantuan Partai Politik

Melansir hasil wawancara di laman UMY, Selasa (16/9/2025), Bambang menegaskan transparansi memang penting, tetapi tidak akan berarti banyak jika partai politik, sebagai pintu utama pencalonan, tidak melakukan penyaringan calon secara serius.

“Ini yang tidak pernah dilakukan partai politik. Makanya sembarang orang bisa duduk di gedung DPR tanpa pengalaman, tanpa pengetahuan yang cukup, tanpa keahlian yang jelas. Yang penting bisa joget-joget,” ujarnya.

Gagal Seleksi Kader, Muncul Figur Tanpa Kapasitas

Bambang menyoroti bahwa kegagalan paling mendasar dalam sistem politik Indonesia adalah lemahnya proses seleksi kader partai politik. Ia membandingkan dengan era Orde Baru, di mana seorang pejabat harus memenuhi empat kriteria: Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela (PDLT). Kriteria ini, menurutnya, hilang setelah era reformasi.

“Setelah reformasi malah yang terjadi konyol, sekonyol-konyolnya. Mantan koruptor, mantan maling, semua tetap dapat kesempatan yang sama,” kritiknya.

Bambang juga menilai bahwa undang-undang pemilu saat ini justru membuka peluang bagi figur bermasalah untuk maju. Dengan aturan baru, calon presiden maupun legislatif dapat memilih untuk tidak mempublikasikan latar belakang pribadi, termasuk riwayat kriminal. “Seolah-olah negeri ini kekurangan orang baik untuk duduk di jabatan publik,” katanya prihatin.

Rendahnya Literasi Politik Pemilih

Selain partai politik, Bambang juga menyoroti pemilih. Menurutnya, rendahnya literasi politik masyarakat turut memperburuk kualitas pejabat publik yang terpilih.

“Kebanyakan pemilih kita tingkat pendidikannya seperti itu. Karena levelnya sama, yang dipilih ya sama kualitasnya,” ujarnya.

Ia menyayangkan budaya politik yang lebih mengutamakan popularitas ketimbang kapasitas. Figur yang bisa “joget-joget” lebih mudah dipilih daripada mereka yang memiliki visi dan gagasan. Ditambah lagi, syarat minimal pendidikan untuk anggota DPR dan presiden yang hanya lulusan SMA, menurut Bambang, semakin menegaskan bahwa pendidikan dianggap tidak penting dalam urusan publik.

Desakan untuk Reset Politik

Secara tegas, Bambang menyimpulkan bahwa partai politik adalah aktor utama yang bertanggung jawab atas carut-marut politik Indonesia. Bahkan, ia menyebut perlunya langkah radikal jika partai gagal berbenah.

“Mana coba partai sekarang ini yang punya visi jelas tentang Indonesia mau dibawa ke mana? Tidak ada semuanya,” tegasnya.

Ia mencontohkan rekrutmen artis populer tanpa mempertimbangkan kapabilitas mereka.

“Mengurusi riset tapi dia sendiri tidak pernah riset. Ngurusin pendidikan tinggi, tapi dia tidak pernah kuliah di pendidikan tinggi. Itu kan tidak masuk akal,” pungkasnya.

Bagi Bambang, Indonesia membutuhkan “reset” total. Partai politik harus bertanggung jawab penuh terhadap kondisi negara saat ini. Kontroversi aturan KPU hanyalah puncak gunung es dari masalah yang lebih besar: kegagalan sistemik dalam seleksi kader di tubuh partai politik.

Tags: Bambang Cahya WidodoDosen UMYkegagalan fundamentalkpupartai politikpemilu

Related Posts

Ilustrasi KPU

Tuai Pro Kontra, KPU Batalkan Aturan Soal Dokumen Syarat Capres dan Cawapres

September 16, 2025
Ilustrasi politik

Dosen UGM Tekankan Soal Transparansi dan Audit Terkait Kenaikan Bantuan Partai Politik

July 30, 2025
Ilustrasi Pemilihan Umum (Pemilu). Terbaru Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk memisahkan gelaran pemilu nasional dan lokal.

Soroti Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal, Dosen UMY: Angin Segar bagi Parpol

July 5, 2025
Mahkamah Konstitusi

8 Fakta Soal Putusan MK Terkait Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal

June 28, 2025
Ilustrasi Pemilihan Umum (Pemilu). Terbaru Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk memisahkan gelaran pemilu nasional dan lokal.

MK Pisahkan Gelaran Pemilu Nasional dan Lokal, Komisi II DPR RI: Paradoks

June 27, 2025
Wakil Bupati Bantul menyerahkan secara simbolik bantuan untuk partai politik di Bantul

Pemkab Bantul Kucurkan Dana Bantuan Rp2 Miliar untuk 9 Parpol

June 11, 2025
Next Post
Ilustrasi KPU

Tuai Pro Kontra, KPU Batalkan Aturan Soal Dokumen Syarat Capres dan Cawapres

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

TERPOPULER

Ilustrasi SMP di Sleman

8 SMP Terbaik di Sleman yang Bisa Jadi Pilihan

June 4, 2025
Berikut 10 SMP unggulan di Bantul yang bisa dijadikan acuan sebelum mendaftar SPBM 2025.

Inilah 7 SMP Unggulan di Bantul yang Paling Diburu Jelang SPMB 2025

June 9, 2025
Kabupaten Bantul memiliki sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi incaran para pendaftar.

10 SMP Favorit di Bantul: Pilihan Terbaik Sekolah Negeri dan Swasta

June 18, 2025
Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI asyik berjoget usai sidang tahunan MPR RI (tangkapan layer : YT/TVParlemen)

Joget di Atas Luka Rakyat, Tarian di Tengah Kubangan Derita Bangsa

August 18, 2025
Para ojol dari berbagai aplikasi menggelar aksi di kawasan Titik Nol Kilometer bertajuk Kebangkitan Transportasi Online, Selasa (20/5/2025).

Aksi Ojol Turun ke Jalan Direspons, Sekda DIY Sambut Aspirasi Soal Regulasi dan Kesejahteraan

May 21, 2025

Subscribe

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Copyright ©2025 | populi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO

Copyright ©2025. populi.id - All Right Reserved.