GUNUNGKIDUL, POPULI.ID – Di balik keindahan alam Kabupaten Gunungkidul, tersimpan kekayaan kuliner yang unik dan sangat menarik untuk dijelajahi.
Sejarah panjang dan kondisi geografis kabupaten ini telah membentuk cita rasa unik pada setiap hidangan.
Berikut adalah lima makanan khas yang wajib dicoba dan menjadi representasi dari keunikan kuliner Gunungkidul.
1. Sego Tiwul
Sego tiwul merupakan satu di antara sekian banyak makanan pokok yang dulunya dikenal sebagai hidangan bagi kalangan menengah ke bawah.
Namun, seiring berjalannya waktu, makanan yang terbuat dari singkong ini bertransformasi menjadi hidangan favorit banyak orang karena cita rasanya yang khas.
Dahulu, tiwul muncul sebagai pengganti nasi, terutama pada masa-masa sulit ketika beras menjadi barang langka.
Gunungkidul dikenal dengan julukan Kota Gaplek lantaran melimpahnya singkong kering yang menjadi bahan utama Tiwul.
Bahan utama sego tiwul adalah singkong atau ketela pohon yang dikeringkan hingga menjadi gaplek, kemudian diolah menjadi tepung gaplek.
Sego tiwul biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut yang telah dicampur dengan sedikit garam atau bisa juga dengan gula jawa merah.
Ada juga sego tiwul yang disajikan dengan sambal bawang, ikan asin, tempe goreng dan sayur lalapan.
Dari segi rasa, sego tiwul memiliki cita rasa yang sedikit manis dengan aroma singkong yang khas.
Beberapa orang bahkan mendeskripsikan rasanya netral sebelum ditambahkan pemanis atau lauk.
Teksturnya sendiri agak kasar namun tetap lembut. Ada pula yang menyebut teksturnya mirip dengan nasi jagung.
Kombinasi rasa yang sedikit manis dan tekstur yang unik inilah yang menjadi daya tarik sego tiwul.
Jika kamu berkunjung ke Gunungkidul, sego tiwul dapat dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, warung makan, hingga toko oleh-oleh.
Selain itu, kini sego tiwul juga tersedia dalam bentuk instan yang praktis untuk dijadikan oleh-oleh.
2. Walang Goreng
Walang goreng atau belalang goreng juga menjadi kuliner unik dan menarik yang menjadi ciri khas Gunungkidul.
Meskipun bagi sebagian orang mungkin terdengar aneh, tapi di Gunungkidul, hidangan ini sangat mudah ditemui di pinggir jalan hingga toko oleh-oleh di sekitar Gunungkidul.
Bahan utama walang goreng biasanya adalah walang jati atau walang kayu.
Proses pembuatannya cukup sederhana, yakni belalang dibersihkan dengan membuang sayap dan kotorannya, kemudian dibumbui dengan rempah-rempah, lalu digoreng hingga kering dan renyah.
Walang goreng memiliki rasa yang gurih, renyah, dan aroma yang khas.
Banyak yang membandingkan rasanya dengan udang goreng.
Rasa yang mirip udang ini membuat hidangan yang mungkin dianggap aneh menjadi lebih menarik untuk dicoba.
3. Gatot
Gatot adalah makanan tradisional yang terbuat dari singkong yang telah difermentasi.
Proses pembuatannya cukup panjang, dimulai dari pengolahan singkong menjadi gaplek, yang kemudian direndam selama beberapa hari, lalu dikukus, dan terkadang dijemur di bawah sinar matahari.
Warna hitam pada gatot dihasilkan dari proses fermentasi.
Biasanya, gatot disajikan dengan taburan kelapa parut dan terkadang ditambahkan gula pasir atau gula merah serta sedikit garam.
Rasa dari makanan ini cenderung manis nan gurih.
Nama gatot konon berasal dari singkatan gagal total yang merujuk pada gagal panen, sehingga makanan ini muncul sebagai alternatif pangan di masa sulit.
Gatot menjadi makanan pokok masyarakat Gunungkidul pada masa perang kemerdekaan akibat krisis pangan.
Gatot dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional dan toko oleh-oleh.
Gatot sering dinikmati sebagai sarapan atau teman saat minum kopi.
4. Peyek Rumput Laut
Peyek rumput laut adalah variasi unik dari peyek yang menggunakan rumput laut sebagai bahan utamanya.
Inovasi ini sangat khas dari daerah pesisir seperti Gunungkidul, di mana rumput laut tumbuh melimpah.
Bahan utama peyek rumput laut adalah rumput laut atau sering disebut karangan ijo.
Makanan ini memiliki cita rasa gurih.
Beberapa orang membandingkannya dengan rasa keripik bayam, tapi tanpa rasa pahit dan teksturnya sangat renyah.
Peyek rumput laut sangat populer sebagai camilan dan sering dijual sebagai buah tangan di daerah pesisir Gunungkidul.
Kamu dapat dengan mudah menemukan peyek rumput laut di Pantai Baron dan Pantai Indrayanti, serta toko oleh-oleh di Gunungkidul.
5. Sayur Lombok Ijo
Sayur lombok ijo menjadi sayur khas yang sangat populer di Gunungkidul.
Sering disebut sebagai jangan ndeso, masakan ini mirip dengan lodeh tempe.
Variasinya beragam, ada yang menggunakan tempe, tahu, petai, teri atau rebon, bahkan daging ayam atau tetelan sapi.
Bahan utama sayur lombok ijo adalah cabai hijau, tempe atau tahu, santan, serta bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, daun salam, dan lengkuas.
Terkadang, tempe semangit juga digunakan untuk memberikan rasa yang lebih kuat.
Rasa dari makanan ini merupakan perpaduan antara pedas, gurih, dan sedikit manis dari santan.
Sayur cabai hijau memiliki rasa gurih yang khas.
Teksturnya terdiri dari sayuran dan tempe atau tahu yang empuk dalam kuah santan yang kaya rasa.
Sayur lombok ijo merupakan hidangan tradisional yang sering dinikmati oleh masyarakat setempat.
Bahkan, sayur ini terkadang disajikan pada acara-acara khusus seperti pernikahan dan khitanan.
Kamu dapat menemukan makanan ini di warung makan dan pasar tradisional di seluruh Gunungkidul.
Warung Sego Abang juga dikenal menyajikan sayur ini bersama nasi merah.