KULON PROGO, POPULI.ID – Kulon Progo tak hanya dikenal dengan keindahan alam perbukitannya yang menawan, tetapi juga dengan kekayaan kuliner tradisional yang menggugah selera. Satu ikon kuliner yang tak lekang oleh waktu adalah geblek, camilan khas berbahan dasar tepung tapioka yang renyah di luar dan kenyal di dalam.
Geblek memiliki bentuk unik menyerupai angka delapan. Cita rasanya yang gurih khas, dengan aroma bawang putih yang kuat, menjadikan makanan ini digemari masyarakat lokal maupun wisatawan.
Geblek memiliki sejarah panjang yang berkaitan erat dengan kondisi ekonomi masyarakat pedesaan Kulon Progo pada masa lalu.
Ketika beras sulit diperoleh, warga memanfaatkan singkong sebagai sumber karbohidrat alternatif.
Tepung tapioka dari singkong kemudian diolah menjadi berbagai makanan, salah satunya geblek.
“Dulu geblek sering dibawa ke ladang sebagai bekal. Bahannya mudah didapat dan bisa mengenyangkan,” ujar seorang warga Dusun Nanggulan yang masih rutin membuat geblek secara tradisional.
Selain mengenyangkan, geblek mudah dibuat dan murah. Tak heran jika camilan ini populer di kalangan petani dan masyarakat kecil.
Seiring waktu, geblek menjelma menjadi komoditas yang umum dijumpai di pasar tradisional, bahkan kini menjadi oleh-oleh khas Kulon Progo.
Daya tarik utama geblek adalah rasa gurih alami dari bawang putih yang meresap dalam setiap gigitan.
Disajikan hangat dengan cabai rawit sebagai pendamping, sensasi rasa gurih dan pedas ini menciptakan kombinasi yang sederhana namun nikmat.
Kini, geblek tak lagi tampil monoton. Pelaku UMKM di Kulon Progo mulai berinovasi dengan menambahkan varian rasa seperti keju, balado, hingga varian modern lainnya untuk menarik minat generasi muda.
Geblek menjadi bukti bahwa makanan tradisional bisa tetap bertahan dan relevan di tengah gempuran kuliner modern, asal dijaga cita rasa dan terus berinovasi.