YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menandai 100 hari kerja Wali Kota Hasto Wardoyo dan Wakil Wali Kota Wawan Harmawan dengan menggelar Festival Quick Wins 100 Hari Kerja 100 Perubahan di Taman Budaya Embung Giwangan, Sabtu (24/5/2025).
Festival ini menjadi penanda komitmen pemimpin baru Kota Yogyakarta dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berdampak nyata bagi masyarakat.
Dalam 100 hari pertama masa jabatan, Pemkot Yogyakarta telah berhasil menggulirkan 162 program percepatan atau quick wins di berbagai sektor.
Tiap perangkat daerah rata-rata mengimplementasikan tiga program yang dinilai cepat, nyata, berkelanjutan, dan berorientasi pada kebutuhan warga.
“Festival ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah selebrasi dari semangat kolektif seluruh perangkat daerah dalam menciptakan perubahan yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujar Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, saat membuka acara.
Menurut Hasto, 100 hari pertama kepemimpinannya bukan hanya menjadi masa transisi, melainkan momentum untuk menanam pondasi pelayanan publik yang berdampak.
Ia menegaskan bahwa seluruh perangkat daerah telah diarahkan sejak awal untuk menghadirkan program yang konkret.
“Kami ingin membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal-hal kecil namun konsisten dan menyentuh langsung kebutuhan warga,” tegasnya.
Berbagai rangkaian acara meramaikan festival ini, mulai dari pameran foto program quick wins, pentas seni oleh 46 OPD, hingga pagelaran wayang kulit oleh dalang Ki Anom Sucondro.
Festival juga menjadi ajang apresiasi terhadap 15 program quick wins terbaik dari berbagai kategori.
Beberapa program unggulan yang mendapat penghargaan antara lain:
Dinas Pariwisata : Call center wisata 24 jam (Kategori Citra Pariwisata)
Dinas Pertanian dan Pangan : Lumbung pangan gratis bagi keluarga miskin (Kategori Ketahanan Pangan)
Dinas Perdagangan : Digitalisasi Pasar Beringharjo (Kategori Ekonomi Digital)
Dinas Kesehatan : Kartu keluarga sebagai akses jaminan kesehatan (Kategori Akses Kesehatan)
Setda Kota Yogya : Open house rutin Rabu pagi (Kategori Komunikasi Publik)
Ada pula penghargaan untuk program inovatif dari tingkat kemantren seperti:
Kemantren Jetis: Pusat pengelolaan daur ulang sampah (Kategori Kebersihan Wilayah)
Kemantren Mergangsan: Bedah rumah berbasis gotong royong (Kategori Gotong Royong)
Kemantren Danurejan: Layanan jemput bola untuk pemeriksaan kesehatan lansia (Kategori Perlindungan Sosial)
Anggota Tim Penilai, Arie Sujito, mengungkapkan bahwa indikator utama dalam menilai program adalah sejauh mana dampaknya terhadap masyarakat.
“Inovasi memang penting, tapi yang utama adalah kebermanfaatannya bagi warga. Program ini jangan sampai berhenti di seremoni,” pesannya.
Warga pun memberikan tanggapan positif. Misalnya, Raditya Kurniawan, warga Kelurahan Wirogunan, Mergangsan, menilai program percepatan telah menyasar kebutuhan dasar masyarakat.
Ia mengapresiasi penataan kabel fiber optik yang menurutnya telah memperindah lingkungan.
“Sebelumnya kabel semrawut jadi pemandangan sehari-hari. Sekarang jadi lebih rapi dan nyaman,” ujarnya.
Radit juga menyoroti program Puspagatra Ngetren dari DP3AP2KB yang memberikan layanan konsultasi keluarga hingga tingkat kemantren.
“Program ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan ketahanan keluarga,” tambahnya.
Dengan semangat kolaborasi dan gotong royong, Pemkot Yogyakarta bertekad menjaga keberlanjutan program-program perubahan tersebut agar tak hanya menjadi euforia sesaat, melainkan langkah awal menuju Yogyakarta yang lebih tanggap, inklusif, dan modern.