SLEMAN, POPULI.ID – Risiko bukan musuh yang harus dihindari, melainkan peluang yang perlu dipahami dan dikendalikan.
Pesan itulah yang menjadi benang merah dalam talk show sekaligus peluncuran buku The Silent Killer of Organizations karya Wildan Sanjoyo yang diselenggarakan di Malika Ballroom, Sleman City Hall, DIY, Senin (26/5/2025).
Acara tersebut dihadiri sebanyak 800 peserta dari berbagai kalangan profesional dan mahasiswa tersebut berlangsung meriah.
Hadir sebagai motivator tamu Andrie Wongso, serta Raymond Chin sebagai moderator, talk show berlangsung penuh semangat dan inspiratif.
Wildan Sanjoyo, penulis sekaligus pembicara utama, mengusung pengalaman 22 tahun di bidang manajemen risiko.
Ia menegaskan bahwa organisasi yang unggul bukanlah yang menghindari risiko, melainkan yang mampu mengelolanya dengan baik.
“Risk management tidak datang karena saya pintar, tapi karena saya sering gagal,” tutur Wildan.
Ia menekankan bahwa kegagalan justru menjadi guru terbaik dalam membentuk perspektif, dinamika, dan pendekatan terhadap risiko dalam organisasi.
Budaya Risiko sebagai Fondasi Organisasi
Buku ini memberikan perspektif baru tentang pentingnya membangun risk culture sebagai pilar utama keberlanjutan organisasi.
Menurut Wildan, setiap keputusan sekecil apa pun bisa berdampak besar pada masa depan organisasi. Oleh karena itu, mengidentifikasi risiko merupakan langkah awal dalam pengambilan keputusan yang tepat.
Ia menyampaikan bahwa ada dua pendekatan utama terhadap risiko: meminimalkan dampaknya dan mengoptimalkan peluang yang tersembunyi di dalamnya.
“Buku ini sangat cocok untuk calon pemimpin yang harus peka terhadap risiko dan siap beradaptasi,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa kemampuan beradaptasi bukanlah tanda plin-plan, melainkan bukti ketangguhan dalam menghadapi perubahan.
Lima Visi Kepemimpinan dan Refleksi Mendalam
Dalam bukunya, Wildan memaparkan lima visi utama yang harus dimiliki seorang pemimpin: membumikan visi hingga ke lapisan terbawah organisasi, membangun komunikasi efektif antara atasan dan bawahan, memilah kepentingan yang harus diprioritaskan, serta ketajaman dalam mengambil keputusan.
“Orang yang mampu melihat risiko yang tak terlihat orang lain, dialah yang menemukan peluang,” tambahnya. Ia juga mengingatkan pentingnya rendah hati untuk terus belajar dan membaca.
“Membaca membentuk kerangka berpikir. Dari berpikir, lahirlah referensi dan solusi,” tegasnya.
Sementara itu, dalam sesi motivasi, Andrie Wongso menyampaikan dua hal penting yang harus dimiliki baik perusahaan maupun organisasi agar unggul di tengah persaingan.
Adapun hal tersebut ialah pikirkan apa yang tidak dipikirkan oleh pesaing dan akukan apa yang tidak dilakukan oleh pesaing.
Menurutnya, inti dari dua prinsip ini adalah inovasi. Inovasi dapat diwujudkan dengan mempertahankan produk yang sudah ada, mengembangkan produk baru yang belum ada, mempertahankan pasar yang sudah dimiliki, sekaligus menjelajahi pasar baru.
Gagasan ini melengkapi pesan utama buku Wildan tentang pentingnya kesiapan organisasi dalam menghadapi dan mengelola ketidakpastian.
Peluncuran The Silent Killer of Organizations bukan hanya menjadi momen penerbitan buku, melainkan momentum membangun kesadaran kolektif akan pentingnya manajemen risiko di era ketidakpastian.
Buku ini diharapkan menjadi panduan reflektif dan strategis bagi para pemimpin masa depan Indonesia.