• Tentang Kami
Wednesday, June 18, 2025
populi.id
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
No Result
View All Result
populi.id
No Result
View All Result
Home headline

Guru Besar UGM Sebut Masuk Angin di Jawa Jadi Fenomena Budaya

Atik menjelaskan bahwa masuk angin menjadi sebuah fenomena antara bidang medis dan budaya.

byGalih Priatmojo
June 11, 2025
in headline, Kultur
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Ilustrasi masuk angin

ilustrasi masuk angin. [pexels/Andrea Piacquadio]

0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare via WhatsApp

SLEMAN, POPULI.ID – Masuk angin menjadi sebuah gangguan kesehatan yang telah dikenal secara luas di Indonesia. Namun dalam ilmu medis tidak mengenali masuk angin sebagai kategori penyakit dan masuk angin dipercaya sebagai gejala untuk penyakit lain seperti flu.

Oleh karena itu, masuk angin merupakan sebuah fenomena budaya.  Hal ini disampaikan oleh Dosen Antropologi FIB UGM Prof. Dr. Atik Triratnawati, M.A. dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam Bidang Antropologi Kesehatan pada Selasa (10/6/2025) di Balai Senat UGM.

BERITA MENARIK LAINNYA

Peneliti UGM Temukan Solusi Hasilkan Daging Ayam Broiler yang lebih Sehat

Pakar UGM Minta Masyarakat Waspadai Penyebaran COVID-19 yang Kasusnya Kembali Muncul

Atik menjelaskan bahwa masuk angin menjadi sebuah fenomena antara bidang medis dan budaya. Hal ini yang kemudian menurut Atik disebut sebagai gangguan kesehatan dan dimaklumi oleh masyarakat Jawa dan selanjutnya masyarakat Indonesia secara luas.

Pada ranah budaya, masuk angin jatuh pada ranah sihir. Gejalanya yang tidak jauh berbeda dengan penyakit lain sehingga penderitanya tidak dapat melakukan kegiatan seperti biasanya.

Di kalangan masyarakat Jawa sendiri mengenali masuk angin ke dalam tiga kategori berbeda yakni masuk angin, biasa, masuk angin berat, dan masuk angin kasep atau angin duduk. Masuk angin biasa ini dianggap ringan dan penderitanya masih mampu melakukan kegiatan sehari-hari dengan lancar.

“Gejalanya berupa kembung, panas, dan pegal-pegal,” katanya seperti dikutip dari laman UGM.

Kepala Program Studi Antropologi ini berujar bahwa masuk angin jenis ini dipercaya akibat kelelahan setelah bekerja. Sementara kategori masuk angin berat terjadi ketika gejala yang tidak terlalu dirasakan oleh penderitanya.

“Umumnya penderitanya sering sekali menunda makan, minum, dan istirahat karena berharap pekerjaannya akan diselesaikan dulu. Akibatnya muncul gejala-gejala tambahan seperti muntah dan mencret. Kedua gejala ini yang disebut Atik sebagai pembeda antara masuk angin biasa dan berat,” tambahnya.

Selanjutnya untuk jenis masuk angin yang terakhir adalah angin kasep. Jenis ini muncul sebab masuk angin yang ada dibiarkan dan terlambat diatasi. Gejala awalnya tidak diperhatikan sehingga sifatnya tampak mendadak dan membuat penderitanya dapat jatuh tersungkur dan merasa nyeri dada.

“Gejala yang tidak teratasi pada masyarakat awam dapat menyebabkan kematian,”katanya.

Meski begitu, ragam fenomena masuk angin ini kemudian memiliki jenis pengobatan yang beragam pula. Atik mencontohkan beberapa pengobatan yang dilakukan perorangan bisa berbeda seperti salah satu kasus keluarga yang mengobati balitanya yang masuk angin dengan menggosokkan kotoran sapi di perut anak tersebut.

Contoh lainnya ada pada salah satu petani pemilik sapi yang meminum minuman ringan (soft drink) untuk mengobati masuk angin. Namun, ada satu pengobatan yang bersifat komunal, yaitu kerokan yang bagi orang Jawa adalah pengobatan utama bagi masuk angin.

“Menggurat bagian-bagian tubuh dengan koin dan minyak gosok atau sejenisnya mampu menimbulkan rasa hangat,” terangnya.

Sedangkan dalam dunia medis mengenai kerokan sendiri disebut Atik berbeda-beda. Ada anggapan bahwa kebiasaan ini dapat merusak kulit dan pembuluh darah, sedangkan di sisi lain kerokan dianggap efektif mengatasi masuk angin, utamanya bila dilakukan dengan tepat.

Cara-caranya pun beragam seperti dengan dimulai dari punggung bagian atas hingga pinggang atau posisi koin yang dimiringkan. Atik sendiri menjelaskan bahwa kerokan yang dilakukan dengan rasa sakit justru tidak efektif. Kerokan akan membantu pembuluh darah lancar sekaligus meningkatkan suhu tubuh.

“Dengan demikian, prinsip pengobatan ini sesuai dengan prinsip pemikiran sehat-sakit dalam budaya Jawa,” pungkasnya.

Buah pemikiran Atik mengenai fenomena masuk angin dalam budaya Jawa ini mengantarkannya sebagai salah satu dari 17 guru besar aktif di Fakultas Ilmu Budaya dan termasuk 532 guru besar aktif yang dimiliki di tingkat universitas.

Tags: antropologiAtik Triratnawatibudayafenomenamasuk anginUGM

Related Posts

Ilustrasi peternakan ayam broiler

Peneliti UGM Temukan Solusi Hasilkan Daging Ayam Broiler yang lebih Sehat

June 10, 2025
Ilustrasi pencegahan COVID-19

Pakar UGM Minta Masyarakat Waspadai Penyebaran COVID-19 yang Kasusnya Kembali Muncul

June 4, 2025
Pakar UGM: Pemakzulan Gibran Harus Berdasar Hukum, Bukan Opini

Pakar UGM: Pemakzulan Gibran Harus Berdasar Hukum, Bukan Opini

June 3, 2025
Polresta Sleman menetapkan Christiano Pengarapenta penabrak mahasiswa UGM Argo sebagai tersangka dan terancam hukuman 6 tahun penjara

UGM Bekukan Status Mahasiswa Christiano Usai Ditetapkan Sebagai Tersangka Kecelakaan Jalan Palagan

June 3, 2025
Ilustrasi stand up comedy

Pakar UGM: Aksi Komika Bisa Jadi Sarana untuk Meningkatkan Pendidikan Demokrasi

June 3, 2025
UGM Masih Jadi Kampus Favorit : 89 Ribu Lebih Calon Mahasiswa Berebut Kursi, Fakultas Hukum Paling Diminati

UGM Masih Jadi Kampus Favorit : 89 Ribu Lebih Calon Mahasiswa Berebut Kursi, Fakultas Hukum Paling Diminati

May 30, 2025
Next Post
Wakil Bupati Bantul menyerahkan secara simbolik bantuan untuk partai politik di Bantul

Pemkab Bantul Kucurkan Dana Bantuan Rp2 Miliar untuk 9 Parpol

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

TERPOPULER

Ilustrasi SMP di Sleman

8 SMP Terbaik di Sleman yang Bisa Jadi Pilihan

June 4, 2025
Para ojol dari berbagai aplikasi menggelar aksi di kawasan Titik Nol Kilometer bertajuk Kebangkitan Transportasi Online, Selasa (20/5/2025).

Aksi Ojol Turun ke Jalan Direspons, Sekda DIY Sambut Aspirasi Soal Regulasi dan Kesejahteraan

May 21, 2025
poster penolakan iklan minuman keras yang diproduksi cap orang tua bermerek Kaliurang

Warga Lereng Merapi Protes, Tolak Nama “Kaliurang” Jadi Cap Miras

April 21, 2025
Polresta Sleman menetapkan Christiano Pengarapenta penabrak mahasiswa UGM Argo sebagai tersangka dan terancam hukuman 6 tahun penjara

Penabrak Argo Ditetapkan Sebagai Tersangka, Terancam Hukuman 6 Tahun Penjara

May 28, 2025
Polresta Sleman menggelar konferensi pers sekaligus merilis sosok Christiano pengemudi BMW yang tewaskan mahasiswa UGM Argo di Jalan Palagan, Sleman, Rabu (28/5/2025).

Kejanggalan Tewasnya Mahasiswa UGM Usai Ditabrak BMW, Polisi Ungkap Upaya Penggantian Pelat Nomor

May 28, 2025

Subscribe

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Copyright ©2025 | populi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO

Copyright ©2025. populi.id - All Right Reserved.