YOGYAKARTA, POPULI.ID – Aparatur Sipil Negara (ASN) harus punya rencana yang tepat dalam pengelolaan keuangan terutama untuk memastikan ketahanan ekonomi yang stabil.
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan dalam Seminar ASN Jadi Investor, Cerdas Kelola Keuangan dan Aset (ASTOR COKLAT) pada Rabu (25/6/2025) di Ruang Bima Balai Kota.
Menurutnya investasi adalah salah satu peluang yang dapat diambil ASN dalam pengelolaan keuangannya. Dengan menentukan instrumen investasi mana yang cocok dengan kondisi keuangan serta tujuan investasi.
“Dalam berinvestasi, perlu berhati-hati, sesuai prospek rencana investasi. Dengan memahami risikonya apakah rendah, moderat atau tinggi. Kalau dari pengalaman saya lebih sering berinvestasi di sektor riil, tapi ternyata risikonya juga fluktuatif,” ujarnya.
Pihaknya menyatakan ASN perlu menyiapkan masa masa pensiun dengan mengembangkan kewirausahaan ataupun berinvestasi. Sehingga memilki ketahanan ekonomi yang stabil.
“Instrumen investasi saat ini sangat beragam, seperti pasar modal di Bursa Efek, reksadana, obligasi, peer to peer lending maupun cryptocurrency. Tapi yang harus menjadi catatan penting adalah kita harus pahami betul tiap instrumen, jangan hanya karena mengikuti trend,” imbuhnya.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Eko Yunianto menjelaskan hasil survei nasional tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan mengalami kenaikan.
“Indeks literasi keuangan mencapai 66,46 persen dari tahun sebelumnya 65,43 persen. Sementara indeks inklusi keuangan naik dari 75,02 persen menjadi 80,51 persen. Tapi dari survei tersebut masih menunjukkan gap, di mana masyarakat yang sudah menggunakan produk layanan jasa keuangan, belum memahami manfaat dan risikonya,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Eko, ada Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) yang berperan dalam mendukung perekonomian regional untuk kesejahteraan sosial masyarakat, serta meningkatkan pengetahuan juga keterampilan investasi sebagai bagian dari inklusi keuangan di pasar modal.
Sementara itu narasumber yang merupakan ASN Bagian Ekonomi Kerja Sama Pemkot Yogyakarta, Umar Hanie Pangaribowo mengatakan, dirinya telah menggeluti investasi di pasar modal sejak 5 tahun lalu.
“Awal mulanya memang harus ada pemantik untuk mulai investasi di pasar modal. Tapi modal pertama itu memang perlu persiapan dana yang dingin, mengalokasikannya secara khusus bukan untuk keperluan darurat,” katanya.
Menurutnya sebagai ASN harus mengalokasikan pendapatan untuk tabungan, investasi dan dana darurat, ditambah dana pendidikan ketika sudah memilki anak.
“Langkah pertama kalau mau investasi di pasar modal, pilih perusahaan yang produknya sudah dikenal masyarakat luas. Tapi harus dilihat juga ketika risikonya tinggi, timbal balik keuntungan juga mengikuti, dengan catatan harus dilandasi pengetahuan dan wawasan yang mumpuni,” tambahnya.