YOGYAKARTA, POPULI.ID – Para juru parkir merasa resah dengan penerapan parkir digital yang diberlakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.
Juru parkir di sekitar Stasiun Lempuyangan, Dodo merasakan sulitnya mencari penghasilan. Terlebih jika parkir digital mulai diterapkan.
Dirinya yang juga berprofesi sebagai tukang ojek pengkolan melihat parkir digital tidak berdampak pada pendapatan masyarakat.
“Sekarang tidak bisa dipastikan ya, sama saja parkir ya sepi, ojek sepi, cuma habis buat makan,” katanya saat diwawancarai Populi.id, Kamis (31/7/2025).
Ia mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisinya saat ini.
Pengunjung Malioboro asal Gunungkidul, Heri Susilo menyampaikan profesi juru parkir masih diperlukan dalam keadaan tertentu.
Terlebih untuk mengatur keluar masuk dan mengeluarkan kendaraan saat dibutuhkan secara mendadak.
Adanya parkir digital disebutnya hanya bisa diterapkan di kawasan-kawasan tertentu, apalagi di kawasan wisata saat ini sudah mulai padat kendaraan.
“Yang jelas bisa dimanfaatkan lahan-lahan yang resmi,” katanya.
Adanya parkir digital disebutnya dapat memecahkan solusi permasalahan mulai dari tarif nuthuk hingga parkir liar yang acap kali sulit untuk diselesaikan.
“Sebenarnya bagi konsumen parkir digital lebih menguntungkan meskipun lebih mahal, karena tidak ada nuthuk lagi. Intinya saya setuju, tapi ya perlu diperhatikan penghidupannya ke depan,” katanya.
Target 80 Persen Titik Pakai Parkir Digital
Sebelumnya Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo tengah mempercepat penerapan sistem pembayaran parkir digital berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Pokoknya akan digitalisasi, perluasan parkir digital akan saya percepat,” terang Hasto.
Ia menyebut saat ini di wilayah Kota Yogyakarta baru ada sebanyak 10 titik parkir yang telah menerapkan tarif parkir digital.
Lokasi tersebut yakni Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Laksda Adisucipto, Jalan KH Ahmad Dahlan, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Prof Yohanes, Jalan Diponegoro serta Jalan Mataram.
“Disamping itu juga ada tiga titik di kawasan parkir yakni Limaran, Ngabean serta Senopati,” urainya.
Hasto menargetkan untuk perluasan parkir digital akan menyasar 700 titik lagi.
Ia berharap hingga akhir tahun ini bisa mencapai 80 persen titik parkir yang sudah menerapkan parkir digital.
“Ya tentu selain untuk memberantas parkir nuthuk yang selalu berulang juga ini upaya kami meningkatkan transparansi dalam pengelolaan retribusi parkir termasuk juga menekan potensi kebocoran pendapatan daerah,” terangnya.
(populi.id/Hadid Pangestu)