JATENG, POPULI.ID – Kebakaran hebat melanda kawasan sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Gandu, Bogorejo, Kabupaten Blora, Minggu (17/8/2025) siang.
Selang sehari, Bupati Blora Arief Rohman meninjau lokasi kejadian. Dalam kunjungannya ia menyayangkan masih adanya aktivitas pengeboran minyak rakyat tanpa izin yang mengabaikan aspek keselamatan warga.
“Lahannya memang milik warga, tapi ini sumur minyak masyarakat yang belum legal. Kalau mau beroperasi tentu ada syarat dan izinnya. Kami sangat menyayangkan karena lokasi sumur berada di belakang rumah warga, sehingga rawan membahayakan. Harusnya memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan,” tegas Bupati Arief, Senin (18/8/2025).
Insiden ledakan dan kebakaran tersebut menelan korban jiwa tiga orang, sementara dua lainnya mengalami luka bakar serius.
Menyikapi hal itu, Bupati mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak lagi melakukan aktivitas penambangan tanpa izin.
“Saya mengimbau masyarakat agar menahan diri dulu. Urus izinnya terlebih dahulu, karena di Permen 14 tentang sumur minyak rakyat sudah diatur syarat-syaratnya. Kalau sudah ada izin, baru bisa beroperasi,” lanjutnya.
Arief menambahkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian ESDM, Plt Dirjen Migas, SKK Migas, hingga Gubernur Jawa Tengah untuk menangani peristiwa tersebut.
“Sumur minyak di sini kami minta dihentikan sementara, sambil menunggu perkembangan lebih lanjut. Saat ini kita bersama-sama berupaya memadamkan api,” jelasnya.
Bupati juga menyampaikan bahwa dua korban luka bakar telah dirujuk ke rumah sakit di Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan intensif.
“Selain tiga yang meninggal dunia, ada dua korban lain yang luka bakar parah. Keduanya sudah kami rujuk ke Yogyakarta agar mendapatkan penanganan yang lebih optimal,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengimbau warga yang tinggal dekat lokasi kebakaran untuk mengungsi sementara waktu. Hal ini guna mengantisipasi risiko lanjutan, karena api hingga saat ini masih belum berhasil dipadamkan.
“Sejak kemarin kami sudah berkoordinasi dengan warga sekitar agar mengungsi lebih dulu, demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat kebakaran ini,” pungkas Bupati Arief.
Tiga Warga Tewas
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Jawa Tengah menyatakan kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, terus menelan korban.
Hingga Senin siang, tercatat tiga warga meninggal dunia akibat luka bakar serius.
Kepala Pelaksana BPBD Blora, Mulyowati menyebutkan tiga korban meninggal dunia adalah:
• Tanek (60), perempuan, warga RT 01 RW 02 Desa Gandu.
• Sureni (52), perempuan, warga RT 04 RW 01 Dukuh Gendono.
• Wasini (50), perempuan, warga RT 02 RW 01 Dusun Bendono.
Selain itu, dua korban lain masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Sardjito Yogyakarta, yakni Yeti (30) dan AB (2), keduanya warga Desa Gandu.
Insiden kebakaran yang terjadi pada Minggu (17/8/2025) sekitar pukul 11.30 WIB itu, juga memaksa 50 kepala keluarga (KK) mengungsi ke rumah kerabat.
Tidak hanya manusia, hewan ternak pun turut terdampak. Sebanyak enam ekor sapi dan tiga ekor kambing berhasil diselamatkan, namun satu sapi dan dua kambing dilaporkan mati terbakar.
Kerusakan rumah warga juga cukup parah. Satu rumah milik Tamsir, warga Dukuh Gendono, mengalami rusak berat.
Sementara empat rumah lainnya milik Sureni, Sukrin, Suntari, dan Suparman, terdata rusak sedang.
Ia menjelaskan kebakaran dipicu blow out pada sumur minyak masyarakat. Ledakan disertai semburan gas menyebabkan kobaran api sulit dikendalikan.
“Api cukup besar dengan tekanan gas tinggi, sehingga tidak bisa ditangani sendiri. Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina HSSE dan Badan Pengelola Energi (BPE),” ungkapnya.
Hingga Senin siang, tim gabungan masih berjibaku di lokasi untuk melakukan pemadaman, pembuatan tanggul, serta suplai air guna mencegah meluasnya kobaran api.
“Selain fokus pada pemadaman, kami juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk langkah tindak lanjut,” jelasnya.
Berdasarkan laporan awal pihak RSUD dr. R. Soetijono Blora, Minggu (17/8/2025) malam, satu korban meninggal dunia saat tiba di IGD dengan luka bakar 90 persen.
Empat korban lainnya mengalami luka bakar serius dan sedang menunggu proses rujukan melalui Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute).
“Rujukan ke RSUP dr. Kariadi Semarang masih menunggu dokter, sementara ke RSUD dr. Soetomo Surabaya sedang dipersiapkan dua dokter,” terang Farida, Kabid Pelayanan RSUD dr. R. Soetijono Blora.