KULON PROGO, POPULI.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) meresmikan kegiatan Ngulir Budi (Ngupoyo Hulu Hilir Budidayo Iwak) di Kompleks Wisata Tebing Watubulus, Padukuhan Siwalan, Kalurahan Sentolo, Kamis malam (21/8/2025).
Kegiatan diawali dengan penyalaan lampu penerangan tenaga surya yang merupakan bantuan bagi Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), dilanjutkan dengan pemotongan pita menandai selesainya pembangunan fasilitas yang telah dimulai dengan peletakan batu pertama pada 12 Juli lalu. Pemijahan bibit lele juga dilaksanakan secara simbolis menandakan dimulainya program Ngulir Budi.
Lurah Sentolo, Teguh sampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan Pemkab Kulon Progo. Menurutnya, kawasan Tebing Watubulus memiliki potensi besar karena adanya sumber mata air yang tidak pernah kering meski musim kemarau panjang. Dengan adanya program Ngulir Budi, masyarakat mendapatkan motivasi serta bantuan kolam budidaya ikan yang dikelola Pokdakan Watubulus dan Pokdakan Siti Mina yang sebelumnya juga telah meraih prestasi tingkat kabupaten.
“Alhamdulillah, perhatian dari pemerintah terutama melalui Dislautkan telah mendorong pemberdayaan masyarakat. Semoga program ini tidak hanya berhenti pada pembangunan fisik, tetapi juga terus berkembang dan bermanfaat bagi warga Padukuhan Siwalan maupun Kalurahan Sentolo,” ungkapnya dikutip dari laman Pemkab Kulon Progo.
Program ini diharapkan mampu meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat, memperkuat ketahanan pangan, sekaligus menjadikan Tebing Watubulus sebagai destinasi wisata edukasi perikanan di Kulon Progo.
Kepala Dislautkan, Trenggono Trimulyo sampaikan bahwa program Ngulir Budi merupakan bagian dari program besar Gerbang Segoro (Gerakan Membangun dengan Semangat Gotong Royong). Program ini bertujuan membangun sektor kelautan dan perikanan berbasis pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan peran aktif warga secara penuh, sementara pemerintah berperan sebagai pengarah.
“Melalui Gerbang Segoro, kita melaksanakan pembangunan dari hulu hingga hilir, mulai dari budidaya, perikanan tangkap, pengolahan, hingga pemasaran hasil kelautan dan perikanan. Semuanya dilakukan secara sistematis dan terintegrasi. Kami mulai dari menumbuhkan yang belum ada dengan bantuan sarana prasarana, pelatihan, hingga temu usaha. Selanjutnya pada tahap pengembangan, kita dorong agar kawasan ini bisa berkembang menjadi wisata edukasi berbasis perikanan,” ungkap Trenggono.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa bantuan untuk masyarakat tidak hanya sebatas pembangunan kolam, tetapi nantinya juga meliputi rumah produksi untuk pengolahan dan pemasaran hasil, serta dukungan pakan mandiri. Bahkan, rencananya juga akan diberikan pula mobil pakan mandiri, yaitu unit kendaraan yang dilengkapi peralatan untuk memproduksi pakan pelet secara mandiri.
“Program ini juga mencakup pengembangan kolam cacing sutra untuk memenuhi kebutuhan pakan benih ikan, kemudian ada unit perbenihan, unit pembesaran yang terdiri dari sekitar 57 kolam. Kami juga membangun gudang untuk penyediaan ikan segar, agar masyarakat dapat menikmati hasil dalam bentuk alami tanpa mengandalkan freezer,” tambahnya.
Selain itu, untuk pertama kalinya Pokdakan di Siwalan dibangun dengan memanfaatkan energi solar sel yang terbukti hemat untuk pompa air maupun penerangan. Pada tahap selanjutnya, diharapkan kelompok pembudidaya ikan mampu meningkatkan produksi, produktivitas, dan nilai tambah dari penjualan.
“Harapan kami, masyarakat tetap rukun dan kompak, sehingga program ini bisa terus berkembang dan membawa kesejahteraan bagi Kulon Progo,” pungkasnya.
Bupati Kulon Progo R. Agung Setyawan dalam sambutannya menilai, program Ngulir Budi sebagai salah satu terobosan cerdas dan strategis karena berbasis pada pemberdayaan masyarakat.
“Program ini sangat cerdas karena berbasis pemberdayaan masyarakat. Pembangunan bukan hanya fisik, tetapi juga meliputi pendidikan, spiritual, seni budaya, olahraga, hingga ketahanan pangan. Harapan saya, Ngulir Budi dijaga keutuhannya dan dimanfaatkan sebaik-baiknya agar benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Agung menekankan pentingnya kemandirian masyarakat dalam menjalankan program, salah satunya melalui pengembangan pakan mandiri. Dengan demikian, warga mampu maju dan berkembang.
“Harapan saya, program Ngulir Budi dapat dijaga keutuhannya, dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sehingga benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Bila masyarakat aktif dalam kegiatan, maka daerahnya akan lebih cepat maju dan berkembang,” tegasnya.
Peresmian berlangsung khidmat dengan semangat kebersamaan. Program Ngulir Budi diharapkan mampu menjadikan Tebing Watubulus sebagai pusat wisata edukasi perikanan sekaligus motor penggerak ekonomi masyarakat.