YOGYAKARTA, POPULI.ID – Desember tahun lalu Megatruh Soundsystem merilis album debut State & Violence. Berisi 12 komposisi perpaduan elemen reggae, ska, dan dub, State & Violence mengulas isu dan kritik sosial yang tajam dengan banyak bercerita tentang kematian serta pembunuhan.
Unit heavy mystical dub yang kini digawangi Riezky Andhika Pradana alias Kiki Pea serta Arie Dwi Hamzah ini mampu mengajak pendengar musiknya untuk berjoget sekaligus aware dengan isu sosial politik serta gelapnya kekerasan yang dilakukan oleh negara. Satu di antara track di album State & Violence mengenai hal tersebut adalah “Petrus” yang mengisahkan tentang penembakan misterius di zaman Orde Baru.
Mengenai Kisah di Balik Lagu Petrus
Dengan ritme upbeat khas ska punk, tembang “Petrus” menawarkan nuansa introspektif dengan melodi yang catchy serta lirik yang brutal, mengingatkan kembali kelamnya era petrus antara tahun 1983 sampai 1985.
Pada rentetan lirik “ratusan mayat bertattoo bergelimpangan di pinggiran jalan” Kiki Pea selaku penulis lirik mencoba menggambarkan kembali mengenai kasus yang sempat digadang sebagai bentuk terapi kejut untuk mengurangi angka kejahatan tapi mengakibatkan banyak kematian dimana “pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap” sampai saat ini.
Dengan menghadirkan Hendi “SkinheadBop” gitaris Something Wrong & The Glad sebagai vokal tamu di “Petrus”, Megatruh menyatakan empati kepada para korban serta mengutuk kebrutalan rezim Orde Baru yang membunuh “para penjahat kerah dekil semua ditembakin, tanpa diadili langsung dieksekusi”.
Banyak pendengar “Petrus” yang mengapresiasi madah ini tidak hanya sebagai sebuah musik hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan dan penyadaran politik. “Petrus” diinterpretasikan sebagai bentuk perlawanan yang sah terhadap ketidakadilan dan penindasan negara.
Lalu bagaimana dengan interpretasi “Petrus “dari sisi musikal itu sendiri? Dalam hal ini versi remix bisa menjadi salah satu cara menginterpretasi “Petrus” dari segi musik yang berbeda.
Tentang Remix Koplo Lagu Petrus
Bersama Bima Atmojo, “Petrus” coba diinterpretasikan dalam format musik koplo. Sementara divisi artwork-nya dikerjakan oleh tim PDAM alias Pusat Desain Anti Mainstream dengan gaya visual khas mereka yang rame.
“Bima pernah membantu Megatruh Soundsystem sebagai additional lalu obrolan berlanjut ke bagaimana kalau remix 1 lagu” ujar Megatruh tentang keterlibatan Bima Atmojo yang juga seorang produser music yang pernah memproduseri salah satu lagu The Mayasona.
Dipilihnya koplo sebagai format remix bukannya tanpa alasan, menurut Megatruh “secara bunyi, jika dangdut Pantura adalah “blues”, maka koplo adalah “rock & roll”-nya, beat yang “dipercepat” dan kendang yang lebih tebal membuat irama ini lebih hipnotik dan menghentak. Dalam khazanah yang lain, jika dangdut Pantura adalah heavy metal, maka koplo adalah “thrash!”.
Karena sifatnya yang inklusif, koplo menjadi medium ekspresi rakyat kecil: kelas pekerja, sopir truk, buruh, pedagang.
Dalam hal ini Megatruh mengelaborasi bahwa “dalam arti politik budaya, koplo adalah representasi suara bawah. Selain itu, koplo sangat populer di level akar rumput, sebut saja ragam “gigs” lokal kabupaten seperti; panggung hajatan, pasar malam, karaoke kampung, sampai warung kopi.”
Lebih lanjut Megatruh menjelaskan kondisi Indonesia saat ini yang sedang “menghadapi pertarungan kelas modern: ekonomi yang timpang, politisasi aparat yang represif, dan gerakan demokrasi yang terbuka namun terpecah.
Apa yang terjadi sekarang adalah sinyal bahwa struktur elit perlu ditantang, baik melalui aksi massa, maupun politik alternatif yang menyejajarkan keadilan sosial, demokrasi partisipatif, dan redistribusi kekayaan.”
Remix koplo ini membuat “Petrus” jadi karya yang absurd, ironis, tapi juga segar. Remix ini menjadi semacam aksi subversif yang berusaha membongkar batas antara high culture vs low culture.
Lewat beat koplo, diharapkan “Petrus” versi remix ini bisa menghadirkan ruang baru musik hybrid, antara plesetan, parodi, dan perayaan, namun tetap sosial politik dengan tema yang serius.
Meremix lagu “Petrus” ke format koplo, juga jadi semacam cultural hacking: mengikat dunia akar rumput dan skena musik, sambil mengolok-olok sekat kelas, dan menciptakan bentuk musik rakyat yang kontemporer.
Megatruh Soundsystem & Bima Atmojo – Petrus (Post-Koplo Remix ) akan dirilis via digital stores oleh DoggyHouse Records mulai 30 September 2025. Di hari yang sama akan diadakan launching di Milli Sayidan bersama Megatruh Soundsystem (DJ set) serta Dub Dee T, Gorilla King dan Beni Dread.