SLEMAN, POPULI.ID – Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman mendapat anggaran Rp21 miliar dari APBD tahun 2024/2025 untuk kegiatan rehabilitasi dan peningkatan saluran irigasi.
Kegiatan tersebut menyasar 46 lokasi saluran irigasi yang tersebar di 16 kapanewon. Adapun usulannya diajukan oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
“Pekerjaannya ada di semua kapanewon kecuali Depok karena areal lahan persawahan di sana sudah banyak yang beralih fungsi. Luas oncoran untuk lahan persawahan sudah berkurang, jadi rehabilitasi hanya diperuntukan pada lokasi lokasi yang memiliki oncoran lahan pertanian yang luas,” terang Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPKP Sleman Arif Hariyanto saat dikonfirmasi, Sabtu (27/9/2025).
Lebih lanjut dia menjelaskan, kriteria saluran irigasi yang menjadi skala prioritas untuk direhabilitasi adalah yang mengalami kerusakan fisik signifikan, seperti tanggul tidak berfungsi atau rusak, potensi runtuh, banyak kebocoran, atau tidak dapat mengalirkan debit air yang dibutuhkan dengan optimal, serta tidak dapat mengairi lahan pertanian dengan baik. Penentuan skala prioritas rehabilitasi didasarkan pada kondisi jaringan irigasi hasil dari survey Bidang SDA bersama UPTD.
“Penentuan lokasinya berdasarkan usulan dari para petani dan hasil survey,” imbuh Arif.
Sampai dengan saat ini telah dilaksanakan Provisional Hand Over (PHO) untuk pekerjaan rehabilitasi dan peningkatan saluran irigasi sejumlah 34 lokasi. Diharapkan, seluruh pekerjaan itu rampung di bulan Oktober sesuai kontrak. Sampai saat ini, progres kontruksi proyek tersebut sudah mencapai 75 persen.
“Pesan kami, setelah proyek selesai diserahterimakan nanti agar dirawat dengan baik,” kata Arif.
Selama ini, kerusakan yang terjadi pada saluran irigasi paling banyak dikarenakan usia bangunan yang sudah tua dan faktor alam. Disamping itu juga dipengaruhi faktor manusia seperti pemeliharaan kurang dan adanya penyadapan liar.