• Tentang Kami
Thursday, October 16, 2025
populi.id
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
No Result
View All Result
populi.id
No Result
View All Result
Home headline

Petani Ngaglik Keluhkan Banyaknya Alih Fungsi Lahan untuk Usaha

sebagian lahan persawahan yang tersisa di Ngaglik dimanfaatkan untuk budidaya pertanian hortikultura yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMDes).

byredaksi
October 15, 2025
in headline, Sleman
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Ilustrasi sawah atau pertanian di DIY

ilustrasi sawah atau pertanian di DIY. [pexels/tom fisk]

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare via WhatsApp

SLEMAN, POPULI.ID – Petani di Kalurahan Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, DIY menceritakan selama ini tidak pernah mendapatkan ganti rugi akibat adanya alih fungsi lahan yang terjadi di tengah upaya Swasembada pangan yang digaungkan oleh pemerintah.

Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur Dwi Hertanto merasa sedih atas banyaknya alih fungsi lahan pertanian oleh sejumlah pihak yang banyak dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis.

BERITA MENARIK LAINNYA

Hari Pangan Sedunia, Bupati Sleman Pesan Masyarakat Ciptakan Ketahanan Pangan dari Rumah

Bakal Hadir di Sleman, FKY Dibuka Dengan Pawai Rojo Koyo: Maknai Hubungan Manusia dan Hewan

Ia menyampaikan tanah pertanian sebagian besar merupakan Tanah Kas Desa (TKD).

“Tanah Kas Desa biasanya untuk hijau-hijauan, banyak digunakan untuk hortikultura atau sayur mayur. Sebenarnya bisa bermanfaat untuk ketahanan pangan namun malah untuk kebutuhan segelintir kelompok dan kebutuhan pribadi,” katanya, Selasa (15/10/2025).

Dwi menyampaikan bahwa dari pemerintah daerah selama ini pemerintah kurang serius dalam memperhatikan petani dengan masih banyaknya alih fungsi lahan untuk mengejar target Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

“Ya kalau itu nanti hanya untuk pemasukan APBD, keuntunganya hanya untuk pihak terkait, banyak yang disewa untuk skala usaha. Petani tidak semua dapat kompensasi,” ujarnya.

Ia menyebut sebagian lahan persawahan yang tersisa di Ngaglik dimanfaatkan untuk budidaya pertanian hortikultura yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMDes). Harapan dengan pengelolaan badan usaha desa tersebut bisa membuka lapangan pekerjaan bagi petani.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora (RHS) Universitas Gadjah Mada melakukan penelitian yang menyoroti fragmentasi lahan sawah (leapfrog) dan perubahan makna lahan pertanian di DIY, salah satunya di Kapanewon Ngaglik, Sleman.

Tim menemukan fakta bahwa selama satu dekade terakhir, fragmentasi lahan sawah terjadi secara masif di pinggiran kota, terutama di sebagian kapanewon di Kabupaten Sleman dan Bantul. Ahsan menyebut Kapanewon Ngaglik, Sleman, sebagai daerah dengan fenomena leapfrog terbesar.

“Dampak jangka panjang fragmentasi sawah akan berpengaruh pada turunnya produksi padi yang mengancam kedaulatan pangan Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata salah satu anggota Tim Peneliti Mohammad Ahsan, Selasa (14/10/2025).

Disebutnya, sejak 2024, kuantifikasi tutupan lahan di wilayah Sub Urban di DIY dari tahun 2015 sampai 2024 menemukan bahwa Kapanewon Ngaglik merupakan wilayah dengan dengan fragmentasi tertinggi.

Aturan pemerintah melalui kebijakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) disebutnya saat ini belum optimal.

“Perlindungan lahan sawah melalui PLP2B belum optimal karena saat penetapan lahan sawah masih belum dapat mengakomodasi penerimaan masyarakat pemilik lahan,” katanya
“Hal ini menimbulkan perbedaan nilai, makna, dan kepentingan antara pemilik dengan pemerintah,” ungkapnya.

Tidak hanya mengkaji fenomena fragmentasi atau leapfrog, penelitian ini juga menggali dinamika makna lahan pertanian bagi masyarakat, swasta, dan pemerintah dalam menghadapi dominasi perkembangan kota.

ia berharap penelitian tersebut dapat menjadi pertimbangan strategis bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan pengelolaan lahan yang lebih baik.

“Kita ingin hasil penelitian tidak hanya berkontribusi sebagai literatur akademik, tetapi juga menjadi bahan pertimbangan strategis bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan pengelolaan lahan yang lebih seimbang,” pungkasnya.

(populi.id/Hadid Pangestu)

Tags: alih fungsi lahanDwi HertantoKelompok Tani Ngudi MakmurNgaglikpertanianSlemantanah kas desa

Related Posts

Bupati Sleman Harda Kiswaya saat memberikan bantuan alat pertanian kepada sejumlah kelompok tani di Kabupaten Sleman pada Hari Pangan Seduni 2025, Rabu (15/10/2025).

Hari Pangan Sedunia, Bupati Sleman Pesan Masyarakat Ciptakan Ketahanan Pangan dari Rumah

October 15, 2025
Kepala Dinas Kebudayaan Ishadi Zayid

Bakal Hadir di Sleman, FKY Dibuka Dengan Pawai Rojo Koyo: Maknai Hubungan Manusia dan Hewan

October 14, 2025
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Agung Armawanta saat ditemui, Senin (13/10/2025).

SPPG Jogotirto Berhenti Beroperasi, Pengelola Sebut Anggaran Tak Turun dan Evaluasi Pusat

October 14, 2025
Kepala Bidang Warisan Budaya Dinas Kebudayaan (Disbud) Sleman Esti Listyowati saat ditemui, Senin (13/10/2025).

Disbud Sleman Lakukan Internalisasi Kepada Kepala Sekolah, Minta Permainan Tradisional Dihidupkan Kembali

October 14, 2025
satu di antara puluhan pedagang kaki lima di Jalan Persatuan kawasan UGM.

Pemkab Sleman Tunggu Perda Baru untuk Tertibkan PKL di Jalan Persatuan UGM

October 12, 2025
Ilustrasi keuangan negara

KSPSI Sleman Dorong Penetapan UMK 2026 Berdasarkan Survei KHL

October 9, 2025
Next Post
Ilustrasi sampah organik. [pexels/emmet]

Hindari Kemasan Plastik, Pelaku Usaha di Mantrijeron Ganti Pakai Botol Kaca

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

TERPOPULER

Ilustrasi SMP di Sleman

8 SMP Terbaik di Sleman yang Bisa Jadi Pilihan

June 4, 2025
Berikut 10 SMP unggulan di Bantul yang bisa dijadikan acuan sebelum mendaftar SPBM 2025.

Inilah 7 SMP Unggulan di Bantul yang Paling Diburu Jelang SPMB 2025

June 9, 2025
Kabupaten Bantul memiliki sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi incaran para pendaftar.

10 SMP Favorit di Bantul: Pilihan Terbaik Sekolah Negeri dan Swasta

June 18, 2025
Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI asyik berjoget usai sidang tahunan MPR RI (tangkapan layer : YT/TVParlemen)

Joget di Atas Luka Rakyat, Tarian di Tengah Kubangan Derita Bangsa

August 18, 2025
ilustrasi : Sekolah Dasar

10 SD Favorit di Bantul dengan Akreditasi A, Layak Jadi Pilihan!

June 12, 2025

Subscribe

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Copyright ©2025 | populi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO

Copyright ©2025. populi.id - All Right Reserved.