SLEMAN, POPULI.ID – Pemerintah Kabupaten Sleman terus memperkuat upaya pemutusan rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan.
Lewat program Sleman Pintar, Bupati Sleman Harda Kiswaya menggandeng berbagai perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Kepala Bidang Perlindungan Sosial dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sleman, Sarastomo Ari Saptoto, mengungkapkan bahwa hingga tahun 2026, sebanyak 47 perguruan tinggi di Sleman dan sekitarnya dijadwalkan menjalin kerjasama dengan Pemkab Sleman.
“Bapak Bupati membuka peluang seluas-luasnya bagi kampus yang ingin ikut berperan dalam memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan,” ujar Ari saat jumpa pers di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Senin (20/10/2025).
Menurutnya, sejumlah universitas telah lebih dulu berpartisipasi dalam program tersebut, di antaranya Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Polbangtan, dan Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).
Saat ini, tercatat 796 mahasiswa penerima manfaat Sleman Pintar sedang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi. Sejak diluncurkan pada 2022, program ini telah menggelontorkan Rp8,7 miliar untuk membantu biaya kuliah peserta, baik yang masih aktif belajar maupun yang baru diterima di tahun 2025.
“Sudah ada yang lulus dengan prestasi membanggakan. Dari Amikom saja ada 14 mahasiswa yang diwisuda Agustus kemarin, semuanya cumlaude dengan IPK sempurna 4,00,” ungkapnya.
Ari menambahkan, sekitar 78 mahasiswa lainnya diperkirakan akan segera menyusul diwisuda dalam waktu dekat.
Ia menegaskan, komitmen Bupati Harda dalam bidang pendidikan tidak hanya sebatas bantuan biaya kuliah, tetapi juga dorongan nyata untuk memastikan setiap anak Sleman memiliki kesempatan yang sama menempuh pendidikan tinggi.
Ari menyampaikan dalam menjalani perkuliahan, tidak hanya mendapatkan teori, namun mahasiswa juga dibekali keterampilan yang diperoleh dari dunia kerja. “Sleman pintar ini teorinya 2 tahun di semester 1-4, kemudian semester 5,6,7 mereka di dunia industri,” katanya.
Disebut Ari, mahasiswa akan ditempatkan di perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra perguruan tinggi saat menjalani program magang.
Mereka juga akan mendapatkan pemberdayaan dari tempat magangnya. Sehingga dari hasil yang didapatkan, mahasiswa juga diharapkan dapat mengelola keuangan mereka.
“Mereka (mahasiswa) bisa mengatur uang mereka dari magang, sekaligus bisa mengirimi uang kepada keluarganya di Sleman,” jelas Ari.
Pihaknya menyampaikan sudah melakukan penjajakan di berbagai lokasi industri di sejumlah daerah antara lain di Karawang maupun Cikarang.
(populi.id/Hadid Pangestu)












