YOGYAKARTA, POPULI.ID – Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta hingga akhir Oktober 2025 belum digunakan untuk penanganan bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut sebagian besar kebutuhan kebencanaan masih bisa ditangani melalui anggaran rutin dinas teknis, seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU).
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat, mengatakan hingga saat ini belum ada kejadian yang memerlukan penetapan status tanggap darurat sehingga BTT belum digunakan.
“Kalau sudah tanggap darurat baru BTT bisa digunakan. Tapi sejauh ini, seperti longsor atau tanah ambrol masih bisa diampu oleh APBD melalui kegiatan rutin PU,” ujarnya, Jumat (31/10/2025).
Menurutnya, BTT tidak sepenuhnya dialokasikan untuk kebencanaan. Sebab pos tersebut juga mencakup kebutuhan tak terduga lainnya di luar penanganan bencana.
“BTT itu bukan hanya untuk kebencanaan saja, tapi juga untuk kebutuhan tak terduga lainnya. Jadi porsinya untuk bencana tidak bisa ditentukan secara pasti,” jelasnya.
Hidayat menjelaskan untuk kegiatan kebencanaan, BPBD lebih banyak mengandalkan anggaran rutin yang mencakup dua fokus utama, yakni kesiapsiagaan dan pemulihan pasca bencana.
Untuk kesiapsiagaan, BPBD menjalankan sejumlah program seperti review dan penguatan Kampung Tangguh Bencana (KTB), penyusunan road map mitigasi, serta kajian risiko kebencanaan di wilayah rawan.
Sementara untuk pemulihan, BPBD menyalurkan bantuan bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat bencana, terutama atap roboh.
“Bantuan maksimal untuk rumah yang rusak bisa sampai Rp 20 juta, tergantung tingkat kerusakannya. Bantuan diberikan dalam bentuk material dan ongkos tukang, kadang juga lewat kerja bakti,” papar Hidayat.
Hingga Oktober 2025, BPBD mencatat telah menyalurkan bantuan pemulihan di sekitar 12 titik lokasi dengan total anggaran hampir Rp 150 juta.
“Sekarang tinggal sekitar Rp 30 juta sampai akhir tahun. Mudah-mudahan tidak ada bencana lagi sampai Desember, jadi masih bisa mencukupi,” ungkap Hidayat.
Ia menambahkan, seluruh 169 Kampung Tangguh Bencana (KTB) di Kota Yogyakarta telah aktif dan dibekali dengan berbagai peralatan penunjang kesiapsiagaan seperti gergaji mesin (chainsaw), pompa air, roda tiga, perlengkapan vertical rescue, dan alat komunikasi handy talkie (HT).
“HT itu hidup setiap pagi dan siang supaya koordinasi cepat kalau ada kejadian. Jadi kesiapan sudah cukup baik, terutama di kampung-kampung sekitar sungai,” tuturnya.












