KULON PROGO, POPULI.ID – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menghadiri kegiatan Rembuk Tani bertema “Wujudkan Swasembada Pangan Nasional” di Kalurahan Demangrejo, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Minggu (2/11/2025).
Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, Direktur Keuangan Pupuk Indonesia, Wono Budi Tjahyono, Kepala Dinas Pertanian Kulon Progo, Panewu Sentolo beserta Forkompimkap Sentolo, Lurah Demangrejo, kelompok tani serta tamu undangan.
Dalam sambutannya, Menko Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menurunkan harga pupuk demi meringankan beban petani.
“Terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto yang telah menurunkan harga pupuk. Ini bukti nyata keberpihakan pemerintah kepada petani,” ujar Zulkifli.
Ia menjelaskan, sejumlah jenis pupuk mengalami penurunan harga cukup signifikan. Misalnya, Pupuk Urea Rp 2.250 turun menjadi Rp 1.800 per kilogram, NPK Phonska dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kilogram, NPK Kakao dari Rp 3.300 menjadi 2.640 per kilogram, ZA dari Rp1.700 menjadi Rp1.360 per kilogram, dan pupuk organik dari Rp800 menjadi Rp640 per kilogram.
Dengan ketersediaan pupuk yang tepat waktu dan harga terjangkau, produktivitas pertanian meningkat, dan Indonesia tahun ini tidak perlu impor beras.
“Tahun lalu kita impor beras 4,5 juta ton. Tahun ini tidak impor lagi karena stok di Bulog sudah mencapai 4 juta ton,” jelasnya.
Zulkifli juga menyebutkan bahwa harga gabah di tingkat petani kini stabil di atas Rp6.500 per kilogram, bahkan mencapai Rp7.000 di beberapa daerah, yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan petani.
“Nilai tukar petani tahun ini naik hampir 7 persen. Ini artinya kesejahteraan petani juga meningkat,” ujarnya.
Menko Pangan juga mendorong Kulon Progo menjadi salah satu lumbung pangan utama di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan optimalisasi seluruh lahan pertanian dan pemberdayaan petani secara berkelanjutan.
“Jangan ada lahan kosong, setiap jengkal tanah harus dimanfaatkan. Bisa tanam padi, jagung, cabai, sayuran, atau buah. Pemerintah akan terus mendukung dengan pupuk terjangkau, bibit bermutu, dan pasar yang luas,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kebutuhan nasional terhadap bahan pangan sangat besar. Dengan adanya program makanan bergizi gratis bagi 82,9 juta penerima manfaat, termasuk ibu hamil, balita, serta pelajar dari TK hingga SMA, maka peluang sektor pertanian, peternakan, dan perikanan akan semakin terbuka luas.
“Kami butuh 82,9 juta porsi nasi, telur, sayur, dan ikan setiap hari. Artinya, petani, peternak, dan nelayan akan terus memiliki pasar yang besar,” ujarnya.
Dalam sesi dialog, sejumlah petani menyampaikan apresiasi kepada pemerintah atas turunnya harga pupuk dan meningkatnya harga gabah, sekaligus menyampaikan beberapa usulan. Di antaranya permintaan agar pupuk SP-36 dapat dimasukkan ke dalam daftar pupuk bersubsidi, serta keluhan terkait mutu benih dan ketersediaan pupuk petroganik di wilayah Sentolo.
Menanggapi hal itu, Zulkifli memastikan aspirasi petani akan segera ditindaklanjuti. “Semua masukan akan kita catat dan tindak lanjuti. Pemerintah berkomitmen mendengar langsung suara petani dan memperbaiki layanan,” tegasnya.





![Ilustrasi pemilos 2025. [vecteezy/Yulia Gapeenko]](https://populi.id/wp-content/uploads/2025/10/vecteezy_person-casting-ballot-in-election_48835083-120x86.jpeg)






