YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap 26 unit Early Warning System (EWS) yang terpasang di sepanjang aliran sungai di wilayah kota pada Selasa (4/11/2025).
Selain memastikan fungsi alat peringatan dini tersebut, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat melalui peran Kampung Tangguh Bencana (KTB).
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat, menyebutkan bahwa pengecekan ini menjadi langkah penting mengingat potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi kapan saja. Terlebih, BMKG memprakirakan wilayah Yogyakarta akan mengalami cuaca ekstrem dengan intensitas hujan sangat tinggi yang diperkirakan berlangsung pada periode Oktober hingga Januari 2025.
“Curah hujan ini berpotensi tinggi dan menyebabkan banjir. Maka untuk pantauan peringatan dini banjir itu harus kami cek supaya nanti bisa berfungsi dengan baik,” katanya, Selasa (4/11/2025).
Dari hasil pengecekan di sepanjang aliran Sungai Code, Winongo, Gajahwong, Belik, dan Buntung, Hidayat memastikan seluruh unit EWS berada dalam kondisi aktif dan tidak ditemukan gangguan maupun kerusakan. Meski demikian, BPBD tetap mencermati potensi kelemahan utama dari sistem berbasis teknologi tersebut, yakni kerentanannya terhadap kondisi cuaca ekstrem yang justru menjadi objek pemantauannya.
Hidayat juga menyebut sistem operasional EWS dimungkinkan tetap bisa mengalami trouble ketika cuaca ekstrem melanda.
“Mengingat bencananya ini cuaca ekstrem. Seperti diketahui, cuaca ekstrem itu kan mengganggu jaringan listrik, jaringan wifi, dan sebagainya,” ujarnya.
Ketua Forum Kampung Tangguh Bencana (KTB) Kota Yogyakarta, Tri Handoko, mengatakan uji coba tersebut menjadi bagian penting dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan warga terhadap potensi bencana banjir. Menurutnya, meski jumlah EWS sudah cukup membantu, penambahan alat di beberapa titik rawan masih dibutuhkan agar sistem peringatan dini menjangkau lebih banyak wilayah berisiko.
“Saya kira masih perlu ada penambahan di beberapa titik rawan karena untuk masyarakat sendiri kesiapsiagaan dengan bencana banjir ini memang sangat diperlukan sekali,” ungkapnya.
Tri menjelaskan, setiap KTB di wilayah bantaran sungai terdiri dari warga asli kampung setempat yang memahami karakter dan risiko bencana di lingkungannya. Mereka telah menyiapkan jalur evakuasi, titik kumpul, serta rutin melakukan simulasi penanganan bencana.
“Kondisi wilayah yang padat dan gang sempit membuat warga harus benar-benar siap. Jalur evakuasi dan titik kumpul sudah kami tetapkan dan simulasi rutin dilakukan di masing-masing KTB,” jelasnya.
Selain memastikan fungsi alat, uji coba EWS juga dimanfaatkan untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat. Menurut Tri, kegiatan ini bukan sekadar pengecekan teknis, tetapi juga momentum memperkuat kapasitas warga dalam menghadapi potensi banjir.
“EWS diuji secara bergiliran, tidak semuanya sekaligus. Selain untuk memastikan alat berfungsi, juga untuk melatih kesiapan masyarakat di wilayah bantaran sungai,” ujarnya.
Ia menegaskan seluruh unit EWS yang diuji kali ini dalam kondisi baik dan berfungsi normal. Simulasi dan uji coba pun akan terus dilakukan secara rutin, terutama di kawasan tepi sungai yang padat penduduk.
Sementara itu, Ketua KTB Bintaran, Nasiar, mengatakan keberadaan EWS memberikan dampak signifikan terhadap penurunan risiko banjir di kawasan bantaran Sungai Code.
“Sebelum ada EWS, kampung kami sering banjir dan menimbulkan banyak kerugian material. Akan tetapi setelah ada EWS memang membantu sekali dan sekarang sudah tidak terjadi seperti itu,” tuturnya.
Ia menjelaskan, masyarakat kini lebih tanggap karena terbiasa menerima informasi peringatan dari EWS maupun komunikasi melalui handy talky (HT) antar anggota KTB.
“Sebelum EWS berbunyi pun, kami biasanya sudah saling memberi informasi lewat HT. Sosialisasi dan edukasi juga rutin kami lakukan agar warga tetap waspada,” ujarnya.
Nasiar menambahkan, warga Kampung Bintaran di bantaran Sungai Code kini sudah memahami prosedur evakuasi dan lokasi titik kumpul yang telah disiapkan.











