YOGYAKARTA, POPULI.ID — Sentra Bakpia Pathuk di Kelurahan Ngampilan, Kota Yogyakarta terus berupaya bertahan di tengah persaingan ketat dan maraknya produk bakpia dari luar daerah. Penguatan koperasi, standar kualitas, paket wisata edukasi, hingga sistem penjualan langsung menjadi strategi utama untuk menjaga keberlangsungan ikon kuliner Yogyakarta tersebut.
Lurah Ngampilan, Istikhomah, menjelaskan saat ini ada tiga koperasi yang menaungi para pelaku UMKM bakpia di kawasan Pathuk, yakni Koperasi Sumekar, Koperasi Laris Manis, dan Koperasi 711. Masing-masing memiliki anggota yang aktif memproduksi bakpia dengan metode tradisional.
“Sumekar punya 67 anggota. Laris Manis ada 20 anggota, dan 711 juga 20 anggota,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).
Total anggota dari tiga koperasi ini mencapai lebih dari 100 pelaku usaha. Belum termasuk beberapa pengusaha yang masih berdiri di luar struktur koperasi.
Menurut Istikhomah, keberadaan koperasi bukan hanya wadah formal, tetapi menjadi penopang keberlangsungan bisnis bakpia. Sistem saling membantu antar anggota menjadi kunci ketika pesanan sedang tinggi.
“Kalau ada anggota kewalahan menerima order, pesanan itu dibagi ke anggota lain. Jadi saling berbagi rezeki,” katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya menjaga keaslian bakpia Pathuk, terutama di tengah banyaknya produk roti kukus yang mengaku sebagai bakpia.
“Kalau bakpia itu pasti dipanggang dengan oven. Yang kukus itu bukan bakpia,” tegasnya.
Selain penjualan di toko-toko sepanjang Malioboro dan Jalan KS Tubun, para pengusaha bakpia kini juga mengandalkan pemesanan online serta wisata edukasi kuliner. Program wisata edukasi ini mengundang siswa sekolah untuk belajar membuat bakpia langsung di Kampung Pathuk.
“Anak-anak belajar membuat bakpia, tahu prosesnya, dan bisa membawa pulang hasilnya. Tarif untuk anak SD Rp 20 ribu per anak,” jelas Istikhomah.
Peserta wisata tidak hanya berasal dari Yogyakarta, tetapi juga dari Semarang, Solo, hingga sekolah-sekolah dari luar Jawa. Program ini dikembangkan bersama Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta melalui paket wisata Kampung Pathuk.
Saat akhir pekan dan hari libur, permintaan kunjungan dan pembelian bakpia meningkat drastis sampai pengusaha sering kewalahan.
“Kalau ada warga tidak hadir rapat kelurahan, biasanya karena sedang banyak pesanan,” ujarnya.
Ketua Koperasi Laris Manis, Joni Purwantoro, menambahkan meski sudah ada tiga koperasi, banyak pelaku bakpia di Ngampilan yang belum tergabung. Karena itu, para pelaku usaha sedang merintis pembentukan asosiasi bakpia di tingkat kelurahan.
“Nanti seluruh pengusaha bakpia kami kumpulkan, dijadikan satu asosiasi. Supaya lebih solid menghadapi gempuran produk dari luar,” kata Joni.
Ia berharap kelak pengusaha besar seperti Bakpia 25 juga dapat bergabung. Menurut Joni, standar bakpia Pathuk harus tetap dijaga. Yakni kulit tipis, isi padat, dan bahan asli.
“Kalau kacang hijau ya kacang hijau, bukan isinya essen. Banyak produk luar yang teksturnya cenderung seperti roti,” ujarnya.
Menurutnya, konsistensi kualitas inilah yang akan menjaga identitas bakpia Pathuk.
Joni mengakui ada sejumlah pengusaha yang bangkrut. Penyebabnya beragam, mulai dari pemasaran lemah, modal minim, hingga terlilit utang. Karena itu, pendampingan dinilai sangat penting bagi pelaku usaha rumahan.
“Di gang-gang itu banyak yang modalnya kecil. Kalau pemasarannya kuat dan kualitas oke, insyaallah masih bisa bertahan,” jelasnya.
Ia juga menyoroti banyaknya bakpia tanpa merek yang dijual di sepanjang Malioboro. Produk tanpa identitas itu sering membuat wisatawan kecewa dan mengira bakpia Pathuk tidak konsisten dalam rasa, padahal produk tersebut bukan berasal dari Pathuk.
Untuk menghindari kebingungan konsumen dan menjaga kualitas layanan, para pengusaha bakpia Pathuk kini mengandalkan penjualan langsung melalui WhatsApp dan media sosial. Wisatawan dapat memesan dari jauh hari, membayar uang muka, dan menentukan lokasi pengantaran.
“Kadang pembeli tidak datang ke Pathuk. Mereka pesan online, tinggal bilang menginap di hotel mana, check in dan check out kapan. Nanti kami antar. Modelnya sudah seperti itu sekarang. Itu cara bertahan kami,” tutur Joni.











