YOGYAKARTA, POPULI.ID – Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025 hadir dengan warna baru melalui keikutsertaan Vidio dalam program kolaboratif bertajuk “Berwarga Bareng Vidio.” Tahun ini, platform over the top (OTT) tersebut menghadirkan dua agenda utama, yakni Special Screening Pertaruhan The Series 3 dan Algojo, disertai sesi Ngobrol Lokal bersama T.J.Y.3.
Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi penonton untuk berinteraksi langsung dengan para pemain dan kreator, sekaligus mengetahui proses kreatif di balik dua judul action populer Vidio.
Kolaborasi antara Vidio dan JAFF tahun ini menjadi pendekatan segar dalam merayakan karya sinema Indonesia. Pada momentum JAFF yang memasuki dua dekade, Vidio memperluas perannya bukan hanya sebagai penyedia layanan streaming, tetapi juga sebagai mitra yang ikut mendorong pertumbuhan industri film lokal.
Melalui program “Berwarga Bareng Vidio,” platform ini ingin membangun ruang temu antara kreator, komunitas film, dan penonton. Sejalan dengan tema besar JAFF 2025, Transfiguration, yang menyoroti berbagai bentuk transformasi dalam dunia sinema.
Chief Marketing Officer Vidio, Teguh Wicaksono, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan cara Vidio merayakan kedekatan budaya dengan masyarakat. Ia menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor dibutuhkan untuk menghadirkan cerita yang bukan hanya hadir di layar, tetapi juga terasa dalam keseharian penonton.
“Dengan hadir di JAFF 20, Vidio tidak hanya menampilkan karya originalnya, tetapi juga membangun dialog kreatif tentang bagaimana film dapat menjadi medium untuk mempertemukan budaya dan ide-ide baru,” ujarnya dalam jumpa pers di Rumah Makan T.J.Y.3, Senin (1/12/2025).
Sebagai platform OTT lokal, Vidio menggandeng JAFF dan T.J.Y.3 untuk menciptakan perayaan budaya bersama yang berlangsung sepanjang festival, mulai 29 November–6 Desember 2025.
Vidio berharap keterlibatannya mampu membawa pengalaman yang lebih dekat dengan penonton. Bukan hanya lewat tontonan, tetapi juga melalui interaksi, diskusi, bahkan kuliner yang menjadi bagian dari aktivitas festival.
Kehadiran Vidio di JAFF juga menegaskan perannya sebagai penggerak kolaborasi kreatif di industri hiburan. Melalui ruang khusus “Berwarga Bareng Vidio,” pengunjung dapat memanfaatkan area diskusi, ruang berbagi ide, hingga charging station yang disediakan untuk komunitas kreatif dan media.
“Ini memberikan dimensi baru bagi festival, pengunjung dapat menikmati film sekaligus berdialog langsung dengan para aktor dan kreator dalam atmosfer yang lebih terbuka,” kata Teguh.
Program Director JAFF, Alexander Matius, menegaskan bahwa di usia ke-20, JAFF ingin menjadi ruang transformasi ide dan kolaborasi lintas kreator. Tahun ini JAFF menampilkan 227 film dari 43 negara, sebuah capaian yang menunjukkan peningkatan minat dari pembuat film internasional.
“Setiap tahun kami berupaya merespons dinamika sinema lewat program-program baru,” jelasnya.
Alexander menambahkan bahwa JAFF bukan sekadar festival penayangan film, tetapi wadah dialog yang mempertemukan pembuat film, penonton, dan pelaku industri lintas generasi.
Sebagai festival yang terus berkembang, JAFF mempertahankan tradisi kurasi film panjang dan pendek, kompetisi, program non-kompetisi, hingga pasar industri dan diskusi publik.
“Semua program tersebut menjadi bagian dari upaya festival untuk menjawab perkembangan sinema dari waktu ke waktu dan membuka peluang kolaborasi yang lebih luas,” ucapnya.






