YOGYAKARTA, POPULI.ID – Perpaduan harmoni antara budaya Jawa dan Tionghoa menjadi daya tarik baru dalam dunia pariwisata Kota Yogya. Kampung Wisata Cokrodiningratan atau yang dikenal dengan Kasaningrat, resmi meluncurkan paket wisata terbarunya yang bertajuk akulturasi budaya, dalam gelaran acara Sinergi Nilai Tradisi Cokrodiningratan, Minggu (29/6/2025), di area Klenteng Poncowinatan, Jetis.
Acara tersebut menyuguhkan berbagai atraksi budaya yang memukau, mulai dari pertunjukan Barongsai Singo Mataram, Tari Cakra Beksan, hingga pawai Bregada Pasembaja serta penampilan dari Sanggar Tari Sekar Kemuning.
Perpaduan lintas budaya ini menjadi simbol kerukunan serta kekayaan tradisi yang hidup berdampingan di kawasan tersebut.
Ketua Kasaningrat, Ambarwati, menyampaikan bahwa peluncuran paket wisata baru ini merupakan upaya untuk memperkenalkan potensi heritage dan wisata budaya yang dimiliki Kampung Poncowinatan kepada khalayak luas.
“Kami ingin mengangkat potensi kampung melalui pendekatan budaya. Paket wisata ini berfokus pada eksplorasi heritage, khususnya kawasan Klenteng Poncowinatan, yang menjadi bukti nyata akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa,” jelasnya.
Ambarwati menjelaskan bahwa dalam paket terbaru ini, wisatawan akan diajak menjelajahi jejak akulturasi budaya, mulai dari kesenian tradisional Jawa, pawai bregada, hingga pertunjukan barongsai khas Tionghoa.
Dengan diluncurkannya paket ini, Kasaningrat kini memiliki lima jenis paket wisata, yakni:
1. Tour de Kasaningrat – Wisata jalan kaki atau bersepeda menyusuri kampung sambil menikmati suasana khas Cokrodiningratan.
2. Kasawiyata – Program studi eksploratif bertema khusus seperti pengelolaan kampung wisata, budidaya lele, pengolahan sampah, hingga mitigasi bencana.
3. Craftsaningrat – Pengalaman membatik langsung bersama warga setempat.
4. Dhahar Kembul – Makan bersama dengan tradisi alas daun pisang yang mengedepankan kebersamaan.
5. Wisata Akulturasi Budaya – Eksplorasi budaya lintas etnis, menggabungkan kekayaan budaya Jawa dan Tionghoa di lingkungan klenteng.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo turut hadir dalam acara tersebut. Ia mengapresiasi langkah Kasaningrat yang dinilai kreatif dalam menggali potensi lokal dan menciptakan atraksi wisata berbasis budaya.
“Ini adalah contoh nyata kolaborasi masyarakat dalam melestarikan warisan budaya sekaligus menciptakan peluang ekonomi. Konsep akulturasi seperti ini sangat relevan dengan identitas Yogya sebagai kota budaya sekaligus kota toleransi,” ujar Hasto.
Ia menilai, adanya pertunjukan bregada dan barongsai secara berdampingan di halaman klenteng adalah simbol kuat kerukunan antarbudaya yang layak dijadikan teladan.
Namun demikian, Hasto juga berpesan agar pengurus Kasaningrat terus menjaga kualitas dan konsistensi. Ia mendorong pengembangan konten seni dan budaya agar semakin beragam serta mencerminkan kekhasan lokal.
“Setiap kampung punya ciri khas. Jika digarap dengan serius, potensi ini bisa memberikan nilai tambah secara ekonomi dan sosial. Ini yang perlu dijaga dan ditingkatkan dari waktu ke waktu,” pungkasnya.
Dengan inovasi baru ini, Kasaningrat tak hanya menyuguhkan wisata yang menghibur, tapi juga memberikan pengalaman edukatif dan memperkuat narasi toleransi budaya yang telah lama menjadi denyut nadi Kota Yogyakarta.