BANTUL, POPULI.ID – Misteri di balik kematian Arya Daru Pangayunan (ADP), diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), masih menyisakan tanda tanya.
Meski polisi telah menyimpulkan bahwa ia meninggal karena bunuh diri, sejumlah warga di kampung halamannya di Banguntapan, Bantul, DIY, belum bisa menerima penjelasan tersebut.
Djadmiko (80), tetangga korban, terang-terangan mengaku ragu.
Menurutnya, dari apa yang dilihatnya di pemberitaan televisi, kematian Arya tampak terlalu “terencana” untuk disebut sebagai tindakan nekat seorang diri.
“Saya nonton di TV, tapi ya masih ragu kalau itu bunuh diri. Rasanya kok nggak percaya,” ujar Djadmiko saat ditemui pada Selasa (29/7/2025) sore.
Ia merujuk pada momen saat penjaga kos di Jakarta mencongkel jendela kamar Arya.
Dia mengatakan, ada hal janggal dari cara pintu kamar dibuka.
“Kelihatannya aneh. Bisa saja kan pemilik kos punya kunci cadangan?” imbuhnya curiga.
Kesan janggal juga muncul dari kondisi jenazah saat ditemukan.
Djadmiko merasa kematian Arya tampak seperti sesuatu yang disusun rapi, bukan kejadian mendadak yang biasanya mengiringi bunuh diri.
“Kalau bunuh diri, kok bisa kelihatan rapi begitu? Sehari-hari di sini juga dia nggak pernah kelihatan punya masalah besar,” tuturnya.
Meski tak begitu dekat, Djadmiko mengenang Arya sebagai pribadi yang tertutup namun sopan.
“Kadang hanya sapa, tanya kabar, nggak lebih,” katanya.
Sejak kabar kematian Arya mencuat, rumah keluarganya di Bantul tampak sepi.
Gerbang rumah kerap tertutup rapat.
Wartawan Populi.id yang memantau lokasi sejak pagi tidak melihat aktivitas berarti dari dalam rumah.
Upaya konfirmasi juga tak membuahkan hasil.
Wartawan sempat membunyikan lonceng di gerbang rumah.
Seorang asisten rumah tangga sempat muncul dan meminta agar media menunggu pihak keluarga.
Namun hingga petang, tak ada satu pun anggota keluarga yang keluar untuk memberikan keterangan resmi.
Diberitakan sebelumnya, dalam jumpa pers yang digelar pada Senin (28/7/2025), Polda Metro Jaya menyimpulkan bahwa kematian diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan (ADP), disebabkan oleh mati lemas akibat gangguan pernapasan.
Temuan ini memastikan bahwa tidak ada keterlibatan pihak lain dalam kematian ADP yang ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra.
(populi.id/Hadid Pangestu)