SLEMAN, POPULI.ID – Sebuah mortir yang diduga merupakan bom pesawat peninggalan masa Agresi Militer II ditemukan di wilayah Ngemplak, Sleman pada Minggu (10/8/2025). Mortir seberat sekitar 400 kilogram lebih itu telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman di Dusun Besalen, Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan untuk dilakukan disposal atau pemusnahan pada Senin (11/8/2025).
Hanya saja, disposal terpaksa ditunda pada Selasa (12/8/2025) lantaran mortir belum juga meledak. Upaya disposal belum berhasil meski telah dicoba empat kali oleh tim Jibom dengan berbagai tingkat kekuatan.
Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setianto Erning Wibowo, menjelaskan bahwa proses evakuasi dan pengamanan dilakukan bersama tim gabungan. Termasuk Jibom Sat Brimob Polda DIY, BPBD, Kesbangpol, Dinas Sosial, serta panewu dan perangkat dari tiga kalurahan.
“Disposal sudah dilakukan empat kali oleh tim Jibom, namun belum berhasil karena tadi dicoba dengan kekuatan sekian oleh ahli Jibom rupanya belum meledak. Karena ini sudah gelap, (proses disposal) ditunda dan akan dilanjutkan besok pagi jam 08.00,” jelas Edy kepada wartawan, Senin (11/8/2025).
Ia mengatakan, lokasi disposal dipilih di kawasan bukit dengan kedalaman sekitar 30 meter dan cukup jauh dari pemukiman warga. Daya ledak dari bom ini diperkirakan memiliki radius hingga 500 meter. Penutupan akses jalan dan evakuasi warga pun dilakukan sebagai bentuk antisipasi.
“Beberapa titik jalan kami tutup, warga sekitar radius 500 meter hingga 1 kilometer kami evakuasi. Kami pastikan lokasi kosong sebelum disposal dilakukan,” ujarnya.
Warga yang dievakuasi berasal dari dua kalurahan, yakni Glagaharjo dan Wukirsari. Tercatat, warga di 7 rumah yang ada di Kalurahan Glagaharjo dan 14 rumah di Kalurahan Wukirsari terpaksa dievakuasi oleh petugas.
“Warga tadi kami evakuasi ke kantor kalurahan. Rencana malam ini mereka sudah boleh kembali ke rumah, berdasarkan penilaian dari tim Jibom. Namun kalau yang masih merasa ragu, pemerintah sudah menyiapkan tempat evakuasi, yaitu barak dan aula kalurahan,” ungkap Edy.
Ia menyebut, Dinas Sosial juga telah mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan logistik warga selama proses penanganan berlangsung. Sementara itu, kawasan sekitar lokasi mortir tetap dipasang garis polisi dan dijaga ketat untuk mencegah warga mendekat.
Edy mengimbau kepada masyarakat agar tidak mendekati area disposal dan mengikuti arahan dari aparat keamanan demi keselamatan bersama.
“Saya imbau pada seluruh masyarakat, besok rencana akan dilakukan disposal kembali. Mohon untuk warga agar sementara tidak berada di sekitar lokasi dulu,” imbaunya.