SLEMAN, POPULI.ID – Puluhan siswa SMP Muhammadiyah 3 Mlati, Sleman, diduga mengalami keracunan setelah menyantap menu Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Pihak sekolah langsung menggelar pertemuan dengan wali murid dan instansi terkait untuk meluruskan informasi yang beredar di masyarakat.
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 3 Mlati, Yulia Rahmawati, mengatakan sebagian orangtua masih mengira MBG disajikan langsung oleh pihak sekolah.
Padahal, lanjut Yulia, makanan tersebut berasal dari penyedia yang ditunjuk program MBG.
“Kami ingin mengklarifikasi informasi yang tidak benar. Kami mengundang Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, pihak SPPG, dan wali murid untuk menjelaskan prosedur terkait MBG,” ujar Yulia usai pertemuan, Kamis (14/8/2025).
Hingga saat ini, tercatat masih ada tiga siswa yang dirawat di RSUD Sleman setelah dirujuk dari Puskesmas Mlati 2 akibat mengalami sesak napas.
Satu di antaranya sudah direkomendasikan pulang oleh pihak rumah sakit.
Yulia menyebut, jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan sempat melonjak pada Senin malam.
“Per kemarin siang 83 siswa, tapi tadi malam ada laporan tambahan. Kemungkinan mendekati 90 siswa, tapi kami belum cek data pastinya,” katanya.
Nasi Rawon Diduga Jadi Penyebab
Penyelidikan masih berlangsung, dengan pihak kepolisian mengambil sampel makanan dan memeriksa kualitas air keran.
Meski demikian, pihak sekolah menduga menu nasi rawon yang disajikan Selasa lalu menjadi pemicu gejala yang dialami siswa.
“Itu kejadiannya hari Selasa, semuanya makan nasi rawon. Tapi gejalanya baru muncul malamnya, jadi kami baru tahu masalahnya Rabu pagi,” jelas Yulia.
Menurutnya, pada Rabu pagi banyak siswa tidak masuk sekolah.
Siswa yang hadir pun terlihat lemas, mengeluh sakit perut, dan keluar masuk toilet.
“Setelah kami telusuri, semua mengarah pada menu MBG,” tambahnya.
Sebagai langkah pencegahan, sekolah memutuskan menerapkan pembelajaran daring pada Kamis (14/8/2025) agar siswa dapat beristirahat di rumah.
Yulia menambahkan, kini pihak sekolah menolak menerima makanan MBG hingga ada hasil penyelidikan dan perbaikan dari pihak terkait.
“Kami hentikan sementara MBG sampai ada kejelasan dan evaluasi perbaikan,” tegasnya.
Apresiasi Wali Murid
Seorang wali murid, Bravo Setiawan, mengapresiasi langkah cepat pihak sekolah dalam menangani situasi.
“Dari sekolah sudah bagus penanganannya, langsung komunikasi dengan Puskesmas dan pihak terkait,” ujarnya.
Anaknya yang duduk di kelas 2 sempat mengeluh sakit perut, namun kondisinya tidak parah.
Bravo berharap penyedia makanan MBG lebih selektif dalam memilih menu.
“Program MBG ini bagus untuk meningkatkan gizi anak. Tapi menu harus lebih diperhatikan, jangan sampai hal kecil seperti ini diabaikan,” ucapnya.
(populi.id/Hadid Pangestu)