SLEMAN, POPULI.ID – Singkong yang selama ini identik dengan makanan sederhana, kini naik kelas lewat ajang lomba olahan pangan berbasis singkong yang digelar Pemerintah Kabupaten Sleman di Rumah Dinas Bupati, Selasa (26/8/2025).
Kompetisi ini bukan sekadar adu resep, melainkan langkah nyata Pemkab Sleman untuk mengangkat potensi lokal sekaligus mendorong inovasi kuliner masyarakat.
Ketua Tim Penggerak PKK Sleman, Parmilah, menyebut lomba ini memiliki nilai lebih dibanding sekadar kreativitas memasak.
Menurutnya, singkong mampu menjadi sumber pangan bergizi dan terjangkau, sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
“Saya sangat mengapresiasi kreativitas dari berbagai variasi olahan singkong. Ternyata singkong yang dikenal sejak nenek moyang kita, kini berkembang sangat luar biasa. Nilai gizinya pun tidak kalah dengan bahan pangan lain. Ini jelas membuka peluang peningkatan ekonomi, khususnya bagi para petani singkong,” ujarnya.
Sebanyak 34 peserta dari 17 kapanewon berkompetisi dalam dua kategori, yakni olahan basah dan olahan kering.
Panitia menyiapkan hadiah untuk lima pemenang di masing-masing kategori.
Parmilah menambahkan, tidak ada batasan jenis menu selama berbahan dasar singkong.
Ia juga memastikan lomba serupa akan berlanjut dengan mengangkat bahan pangan lokal lain.
“Singkong ini gampang didapatkan. Semua orang bisa mengaksesnya. Ke depan kita akan cari lagi bahan lokal lain untuk lomba berikutnya,” imbuhnya.
Satu ide unik datang dari Ambarwati, peserta asal Kapanewon Minggir.
Ia menghadirkan Stik Telo, hasil olahan singkong atau ubi jalar yang dipadukan dengan daging ayam.
“Kalau di tempat saya, ubi jalar itu disebut ‘telo jenderal’. Karena kebanyakan olahan singkong itu kan manis, saya coba bikin stik. Anak saya suka stik, jadi saya kembangkan jadi stik dari campuran telo dan ayam,” jelasnya.
Proses pembuatannya cukup detail. Ubi jalar diparut dan diperas agar teksturnya pas, kemudian dicampur dengan daging ayam, telur, wortel, dan bumbu rempah.
Setelah dikukus, adonan dipanggang di hotplate lalu disajikan dengan berbagai saus.
Tak berhenti di lomba, Ambarwati mulai memasarkan Stik Telo dalam bentuk frozen food.
Ia bahkan menyiapkan varian rasa seperti original, lada hitam, dan barbeque, serta opsi isian lain seperti seafood agar bisa menjangkau konsumen lebih luas.
“Awalnya ini untuk program pangan lokal, terutama anak-anak balita stunting dan ibu hamil. Harapannya anak-anak bisa suka dengan pangan lokal yang bergizi.Harapannya inovasi ini bisa dikembangkan lebih luas, tidak hanya di Sleman tapi juga bisa tembus ke pasar nasional, bahkan ke luar negeri,” ungkapnya penuh optimisme.
(populi.id/Gregorius Bramantyo)