YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pemerintah Kota Yogyakarta mewujudkan program Satu Kampung Satu Bidan jelang memperingati hari jadi yang ke- 269, Jumat (23/10/2025).
Sebanyak 45 bidan bakal diterjunkan di setiap Kelurahan di Kota Yogyakarta untuk menjangkau masyarakat yang kesulitan bisa mengakses layanan kesehatan.
Para bidan tersebut bakal mendapat tugas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada masyarakat melalui mekanisme yang terukur.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyampaikan salah satu fokus yang menjadi perhatian bagi keputusan para bidan adalah memastikan bayi yang lahir dengan kondisi yang baik.
“Pasangan suami istri yang melahirkan bayi. Mereka ini lah yang mengawal kelahiran bayi,” kata Hasto saat diwawancarai di Ruang Bima, Balai Kota Yogyakarta. Ia berharap, bayi yang lahir di Kota Yogyakarta tidak mengalami stunting.
“Yang kedua karena Kota Yogyakarta ini kan edging population (populasi tua) 16 persen tertinggi di Indonesia, ini penyakit tidak menular,” katanya.
Hasto menyampaikan sampai saat ini masih banyak masyarakat di Kota Yogyakarta yang masih kesulitan mengakses layanan kesehatan.
Selain karena faktor lanjut usia (lansia) mereka sulit menjangkau akses kesehatan akibat tinggal di wilayang yang kurang memadai, seperti gang-gang sempit yang membuat mobilitas pelayanan kesehatan sulit menjangkau.
Ia mendorong bidan sebagai yang mewakili Pemerintah Kota Yogyakarta dapat memberikan layanan dari pintu ke pintu. “Di Kota ini banyak lho, di data yang ga bisa pergi ke puskesmas atau rumah sakit ini ada 1169 orang,” katanya.
Hasto ingin menjadikan para bidan sebagai rumah sakit tanpa atau puskesmas tanpa dinding dengan tindakan jemput bola. Sehingga ia ingin ada 2 rumah sakit atau 2 bidan dalam 1 kelurahan.
Ia menyampaikan dalam waktu satu bulan mendatang dirinya akan melakukan evaluasi dan melihat hasil kinerja dari para bidan melalui data kesehatan di wilayah dimana bidan diterjunkan.
“Dalam waktu 1 bulan, akan saya kumpulkan. Indikator nya jelas lho, saya minta di handphone dan laptop 5 mereka sudah ada datanya,” katanya.
“Sederhana saja, yang penting ada data berapa orang yang mengalami diabetes, hipertensi, dan segala macam,” katanya.
Semtara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani menyampaikan bahwa program satu bidan satu kampung merupakan salah satu Quick Wins yang ingin dicapai.
“Kami ingin menghadirkan tenaga kesehatan di setiap kampung mendapatkan layanan akses cepat dan berkesinambungan,” katanya.
Sebelumnya, para bidan disebut Emma telah melewati serangkaian seleksi sebelum akhirnya dikukuhkan.
Emma menyampaikan, program ini juga didukung dengan diciptakannya aplikasi Jogja Sehat yang dikembangkan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Diskominfosan) Kota Yogyakarta.
“Aplikasi ini diharapkan dapat memperkuat pencatatan dan koordinasi dengan tenaga kesehatan serta lintas sektoral agar pelayanan lebih efektif dan transparan,” katanya.
(populi.id/Hadid Pangestu)