SLEMAN, POPULI.ID – Sejumlah Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di DIY yang telah beroperasi mengalami kesulitan akses permodalan. Hal itu satu di antaranya dialami KDMP Sinduadi, Mlati, Sleman.
Ketua Koperasi Sinduadi Kliwon Suherman menyampaikan bahwa sejak diluncurkan pertama kali oleh Presiden Prabowo Subianto disebutnya belum ada bantuan permodalan yang masuk.
“Kendala saat ini berkaitan dengan penguatan modal usaha, karena sejak launching dari pemerintah belum ada support dana (permodalan),” katanya saat dihubungi, Minggu (5/2025).
Banyaknya persyaratan dikeluhkan oleh pengelola koperasi yang juga menyasar kepada para anggota, seperti persyaratan dari bank berupa BI Checking.
“Hibah maupun pinjaman baik dari LPD (Lembaga Perkreditan Desa) maupun bank Himbara (Himpunan Bank Negara) karena terlalu ketat syarat pinjaman, terutama masalah BI Checking,” katanya.
Ia menyampaikan seharusnya persyaratan tersebut hanya diberikan kepada pengurus inti seperti ketua, sekretaris, dan bendahara.
“Seharusnya yang dilakukan BI Checking hanya pengurus intinya saja, karena yang yang memiliki agunan mereka,” katanya.
Saat ini KDMP Sinduadi dalam menjalankan operasionalnya masih menggunakan tabungan Sukarela.
Masih pakai simpanan dari teman-teman pengurus pengawas dan pengelola melalui unit simpan-pinjam. Ia meminta agar tida
Terlebih lagi, ia menuturkan banyak masyarakat yang antusias atas layanan simpan-pinjam di KDMP Sinduadi.
Ia menyampaikan saat ini koperasi menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat seperti gas LPG, pupuk subsidi, bahan kebutuhan pokok.
“Kami juga menyediakan kebutuhan masyarakat seperti minyak, gula, tepung, minuman, jajanan UMKM,” katanya.
Permodelan KDMP Sinduadi sempat dipuji oleh Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan yang menyebut memiliki unit usaha yang terlengkap dalam kunjunganya pada Juli lalu.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti menyampaikan pihaknya belum mengetahui terkait rencana bantuan modal yang diberikan oleh Bank Himbara ke KDMP.
“Saya belum tahu, belum mengetahui,” katanya saat ditemui.
Kendati begitu pihaknya telah melakukan identifikasi potensi-potensi yang dimiliki di setiap KDMP.
Hal itu disebutnya untuk mengantisipasi persaingan dengan koperasi yang sudah ada sebelumnya.
“Karena sebelumnya sudah ada Bumdes, ada koperasi ada Gapoktan. Ini bagaimana lembaga ini bisa saling support,” ujar Made.
(populi.id/Hadid Pangestu)