YOGYAKARTA, POPULI.ID – Progres renovasi Pasar Terban, Kota Yogyakarta, kini telah memasuki tahap akhir. Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta menyebut proyek renovasi sudah melalui proses Provisional Hand Over (PHO) atau serah terima pekerjaan. Namun pasar belum bisa langsung digunakan karena masih menunggu proses Sertifikasi Laik Fungsi (SLF).
“Progresnya sudah selesai, PHO sudah kami terima, tetapi tidak serta-merta langsung bisa digunakan. Kami masih menunggu sertifikasi layak fungsi atau SLF-nya yang saat ini sedang berproses,” ujar Kepala Disdag Kota Yogyakarta, Veronica Ambar ismuwardani, Senin (27/10/2025).
Selain menuntaskan tahapan administrasi, Disdag juga telah melakukan koordinasi dengan para pedagang. Mereka diajak meninjau langsung ke lokasi pasar yang baru untuk memberikan masukan dan saran, sehingga proses penempatan kembali bisa berjalan lancar.
“Kami sudah berkoordinasi dengan teman-teman pedagang, sudah kami ajak ke lokasi juga untuk melihat dan memberikan masukan. Supaya nanti saat penempatan, semuanya sudah siap. Pedagangnya sekitar 400 orang,” jelas Ambar.
Ia menambahkan, selain bangunan utama pasar, pihaknya juga sedang membangun fasilitas parkir vertikal lima lantai yang akan menampung sekitar 200 unit kendaraan roda dua. Proyek ini ditargetkan segera berjalan karena kontrak pembangunan akan segera ditandatangani.
“Saat ini kami sedang proses membangun parkir lift lima lantai dengan kapasitas 200 kendaraan, khusus motor. Kontraknya mungkin minggu ini sudah tanda tangan. Harapan saya, sebelum akhir tahun pedagang sudah bisa pindah ke sana,” katanya.
Ambar menyebut pembangunan parkir tingkat itu diperkirakan memakan waktu sekitar 70 hari. Namun ia berharap pekerjaan bisa selesai lebih cepat agar proses pemindahan pedagang bisa dilakukan pada Desember 2025 mendatang.
Lurah Pasar Terban, Marjono, mengatakan keberadaan bangunan pasar baru diharapkan dapat kembali menggerakkan roda perekonomian para pedagang setelah cukup lama direlokasi selama masa pembangunan.
“Dengan pasar yang baru, harapannya ekonomi kembali bergeliat, terutama bagi pedagang Pasar Terban. Kami ingin suasananya ramai seperti dulu lagi,” ungkapnya.
Selama proses renovasi, seluruh pedagang Pasar Terban direlokasi ke shelter sementara di Jalan Babaran, dekat Kali Mambu. Di lokasi tersebut, seluruh pedagang termasuk penjual unggas, sayur, dan sembako tetap beraktivitas.
Namun menurut Marjono, sebagian pedagang mengaku pendapatan mereka lebih baik ketika masih berjualan di lokasi lama di Pasar Terban dibandingkan di tempat relokasi. Karena itu, para pedagang sangat menantikan kepindahan kembali ke pasar yang telah direnovasi.
“Pedagang sendiri yang mengatakan kalau penjualan lebih baik ketika masih di Pasar Terban dulu. Karena itu, harapannya nanti setelah kembali ke pasar yang baru, pendapatan bisa meningkat lagi,” ujarnya.
Menjelang kepindahan kembali ke pasar yang telah selesai direnovasi, Marjono juga mengingatkan pentingnya komitmen bersama antara pemerintah dan pedagang untuk menjaga kebersihan dan keamanan pasar.
“Pasar baru harus ditata dan dijaga bersama. Kebersihan dan keamanan bukan hanya tanggung jawab dinas, tetapi juga para pedagang. Mereka harus punya rasa memiliki atau duweni karena pasar itu rumah mereka juga,” tegasnya.
Ia berharap, dengan kondisi pasar yang bersih, rapi, dan nyaman, kepercayaan serta minat pengunjung akan meningkat.
“Kalau pasarnya bersih dan tertata, pengunjung pasti akan datang dengan sendirinya,” tandasnya.
Renovasi Pasar Terban sendiri dilakukan karena sempat mengalami rusak pasca bencana tanah amblas di area pasar pada 2021. Rehabilitasi pasar ini dilaksanakan secara menyeluruh dengan APBN senilai Rp 55 miliar.
Revitalisasi mulai dikerjakan sejak 18 September 2024. Bangunan baru Pasar Terban dibangun tiga lantai dengan kapasitas menampung 505 pedagang. Pembangunan Pasar Terban menggunakan konsep Green Building atau Bangunan Gedung Hijau (BGH) dengan luas lahan 7.838 m2 dan luas bangunan 4.493 m2.












