POPULI.ID – Ashley Kay, seorang wanita asal Wisconsin, membuat keputusan besar setelah duka mendalam yang mengubah hidupnya.
Pada Desember 2015, ia kehilangan ayah tercinta, Tom Kay, yang meninggal mendadak pada usia 57 tahun.
Kepergian ayahnya menjadi titik balik dalam hidupnya, mengajarkan Ashley bahwa “hidup adalah untuk dijalani.”
Setelah kehilangan yang mendalam, teman-teman dan keluarga sering menceritakan kisah perjalanan tak terlupakan yang dialami ayahnya.
Kisah-kisah itu menyentuh hati Ashley dan membuatnya memutuskan untuk mengejar petualangan serupa.
“Setahun setelah ayah meninggal, begitu banyak teman dan keluarga yang menghubungi saya, berbagi cerita luar biasa tentang perjalanan ayah saya,” kenangnya dilansir dari nypost.com
“Itu memotivasi saya untuk keluar dari kota kecil saya dan mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah saya lihat sebelumnya,” tambah Ashley.
Beberapa tahun berikutnya, Ashley menghabiskan waktu bepergian keliling dunia.
Pada suatu perjalanan ke Roatán, sebuah pulau di Honduras, ia bertemu dengan seorang pelancong penuh waktu yang telah memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya di Austria dan berkeliling dunia tanpa pernah menaiki pesawat.
Percakapan dengan pria itu membuka matanya lebih lebar tentang kemungkinan menjalani hidup yang penuh petualangan.
“Dia menumpang kendaraan, naik bus, berpindah-pindah tempat tidur. Saya pikir, ‘Ini adalah cara hidup yang saya inginkan,'” ungkap Ashley.
Saat berbicara lebih jauh, Ashley bertanya tentang tantangan terbesar yang dihadapi pelancong tersebut.
“Jawaban yang dia berikan kepada saya adalah bahwa dia merasa menyesal karena tidak pergi lebih awal,” kata Ashley.
Kalimat itu menggema dalam hati Ashley dan mendorongnya untuk mengambil langkah berani.
Pada Maret 2023, Ashley membuat keputusan drastis untuk menjual rumah keluarga tiga kamar tidurnya.
Dengan uang hasil penjualan rumah, ia membeli sebuah Toyota Tacoma seharga $44.000 dan memulai perjalanan hidupnya.
Bersama anjing Labrador hitamnya, Porter, Ashley berangkat menuju Baja, Meksiko, dan sejak itu telah menjelajahi berbagai negara di Amerika Utara dan Selatan.
Di antara tempat yang pernah ia singgahi, paling berkesan bagi Ashley adalah Baja, Meksiko.
“Baja terasa seperti rumah bagi saya. Alamnya luar biasa, saya suka lautnya, dan Laut Cortez begitu kaya akan kehidupan,” ujarnya dengan penuh semangat.
Namun, perjalanan penuh petualangan ini tidak selalu mulus. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah perawatan kendaraan.
Di gurun Peru, Ashley terpaksa berhenti untuk memperbaiki masalah suspensi mobilnya saat berada dua setengah jam dari peradaban.
Tak hanya itu, di Kosta Rika, ia pernah mengalami ban kempes di ketinggian 12.500 kaki, yang harus diperbaikinya sendiri.
“Perjalanan ini memang memerlukan kerja keras. Setiap hari bisa sangat melelahkan dan penuh tantangan,” tambahnya.
Pada Agustus 2024, Ashley mengalami kehilangan besar lainnya. Anjing kesayangannya, Porter, meninggal dunia, meninggalkannya untuk melanjutkan perjalanan sendirian.
Meskipun demikian, Ashley tetap melangkah maju, percaya bahwa segala kesulitan bisa diatasi.
“Semua masalah bisa diselesaikan. Anda hanya perlu mencari solusi dan bersabar,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Ashley Kay kini menjalani kehidupan yang penuh petualangan, mengingatkan kita semua bahwa hidup adalah perjalanan yang layak dijalani dengan penuh keberanian dan semangat.
Setelah kehilangan yang begitu besar, ia memilih untuk menghargai setiap momen dan menjelajahi dunia dengan bebas.
(sumber : nypost.com)