YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pemerintah Kota Yogyakarta meluncurkan program Gerakan Reresik Sekolah (Gresek) di SMP Negeri 16 Yogyakarta, Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Jumat (2/5/2025).
Program yang diluncurkan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional tersebut bertujuan guna meningkatkan kesadaran siswa mengenai kebersihan dan pengelolaan sampah di lingkungan sekolah.
Kepala SMP Negeri 16 Yogyakarta, Sujiyana, menjelaskan bahwa Gresek bukanlah program baru. Sekolahnya telah menerapkan prinsip reuse dan recycle.
Sampah yang ada di setiap kelas dikumpulkan lalu dipilah ke dalam jenis kertas, plastik, dan sampah organik, yang selanjutnya diolah menjadi komoditi dan kompos.
“Kami juga memiliki komposter biopori untuk mengolah sampah organik, terutama sisa makanan. Baru-baru ini, kami meraih juara kedua dalam lomba kebersihan tingkat Kota Yogyakarta dan berharap segera mendapatkan status Sekolah Adiwiyata,” harapnya.
Kebersihan Tanggung Jawab Bersama
Sujiyana menekankan perihal kebersihan merupakan tanggung jawab bersama di lingkungan SMP Negeri 16 Yogyakart.
Setiap pagi, siswa membersihkan kelas seusai mengaji dan pada jam terakhir, guru memastikan kebersihan kelas sebelum pelajaran berakhir.
“Gresek tidak hanya soal kebersihan, tetapi juga tentang membentuk karakter siswa yang peduli lingkungan. Kami ingin mengajarkan mereka tidak hanya teori, tetapi praktik langsung,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Yogyakarta Budi Santosa Asrori menyambut positif inovasi yang dilakukan SMP Negeri 16 Yogyakarta.
“Gresek mendorong sekolah-sekolah lain untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan tertib. Program ini akan berlangsung setiap Jumat,” jelasnya.
“Kami juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DIY untuk menggelar kerja bakti di semua jenjang pendidikan, dari TK hingga SMA,” tambahnya.
Ia berharap Gresek menjadi gerakan yang tidak hanya muncul di lingkungan sekolah, tetapi lebih luas mampu menggerakkan masyarakat umumnya.
“Melalui gerakan ini, kami ingin masyarakat juga bisa turut terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar sekolah,” katanya.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, menambahkan bahwa program gotong royong bulanan melalui Gresek tersebut merupakan bagian dari 100 hari kerja Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
“Gotong royong ini wajib diikuti oleh semua sekolah dan lingkungan sekitar,” ucapnya.
“Kami juga berupaya menyesuaikan nama program dengan bahasa yang lebih akrab dengan generasi muda, agar mereka lebih mudah memahami gerakan ini,” tukasnya.