SLEMAN, POPULI.ID – Asal usul terbentuknya Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah yang panjang, khususnya mengenai pemilihan nama Sleman.
Terdapat berbagai versi yang berkembang mengenai asal nama Sleman hingga akhirnya dikukuhkan sebagai nama sebuah kabupaten di bagian utara DIY.
Berikut ini adalah beberapa versi yang berhasil dihimpun Populi.id mengenai asal-usul nama Sleman.
1. Sulaiman
Nama Sleman konon berasal dari kata Sulaiman. Mengutip dari laman Pemerintah Kabupaten Sleman, sejarah administratif wilayah ini dapat dilacak pada Rijksblad No. 11 tahun 1916.
Pada masa itu, Kasultanan Yogyakarta (Mataram) dibagi menjadi tiga kabupaten, yakni Kalasan, Bantul, dan Sulaiman, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Sleman.
Setiap kabupaten dipimpin oleh seorang bupati sebagai kepala wilayahnya.
Dalam Rijksblad tersebut, disebutkan bahwa Kabupaten Sulaiman meliputi empat distrik: Mlati, Klegoeng, Joemeneng, dan Godean.
Seiring berjalannya waktu, Kabupaten Sleman sempat mengalami penurunan status menjadi distrik.
Kemudian, Sultan Hamengkubuwono IX melakukan penataan kembali wilayah Kasultanan Yogyakarta melalui Jogjakarta Koorei nomor 2 (dua).
Dalam Koorei yang diterbitkan pada 8 April 1945 itu, wilayah Kasultanan Yogyakarta dibagi menjadi lima kabupaten: Kabupaten Kota Yogyakarta (Yogyakarta Syi), Kabupaten Sleman (Sleman Ken), Kabupaten Bantul (Bantul Ken), Kabupaten Gunungkidul (Gunungkidul Ken), dan Kabupaten Kulon Progo (Kulon Progo Ken).
2. Patung Gajah
Beberapa referensi menyebutkan bahwa nama Sleman berasal dari kata Saliman, yang dalam bahasa Jawa berarti gajah.
Nama ini mencuat setelah penemuan sebuah patung gajah beserta dua anaknya di lokasi yang kini dikenal dengan nama Lapangan Denggung.
Patung gajah tersebut konon merupakan tunggangan penguasa Kesultanan Pajang, Sultan Hadiwijaya.
3. Randu Alas
Menurut Kakawin Ramayan yang ditulis pada masa Mataram Kuno, Sleman berasal dari kata Saliman, yang artinya bukan gajah, melainkan randu alas (Bombax ceiba).
Makna ini berkaitan dengan banyaknya pohon randu alas yang telah berusia ratusan tahun di wilayah Yogyakarta bagian utara hingga selatan.
Setelah resmi terbentuk, Kabupaten Sleman terbagi menjadi 17 kapanewon, meliputi Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Godean, Kalasan, Minggir, Mlati, Moyudan, Ngaglik, Ngemplak, Pakem, Prambanan, Seyegan, Sleman, dan Tempel.
Kabupaten yang berjuluk Seribu Candi ini juga memiliki berbagai destinasi wisata menarik, baik wisata alam, budaya, maupun kuliner.
Sejumlah objek wisata populer di Sleman antara lain: Museum Gunung Merapi, Candi Prambanan, Candi Sambisari, Monumen Yogya Kembali (Monjali), hingga Tebing Breksi.