SLEMAN, POPULI.ID – PSS Sleman menghadapi situasi genting menjelang akhir musim Liga 1 2024/2025. Dengan dua pertandingan tersisa, klub berjuluk Super Elang Jawa itu tengah meniti jalur sempit untuk menghindari degradasi ke Liga 2.
Harapan belum padam, tetapi peluang semakin menyusut. Saat ini, PSS terpaku di peringkat ke-17 dengan raihan 28 poin, hanya unggul tiga angka dari PSIS Semarang yang sudah lebih dulu dipastikan turun kasta.
Kompetisi memanas di papan bawah klasemen, di mana lima tim saling berjibaku untuk bertahan, yakni Persis Solo, Madura United, Semen Padang, Barito Putera, dan PSS Sleman.
Dari kelima tim tersebut, posisi PSS adalah yang paling rawan. Mereka wajib menyapu bersih dua laga terakhir melawan Persija Jakarta (17 Mei) dan Madura United (24 Mei) untuk memperbesar kans bertahan.
Kemenangan di dua laga itu akan membawa mereka ke angka 34 poin, jumlah yang belum tentu cukup jika pesaing lain juga meraih hasil positif.
“Dua pertandingan terakhir ini menjadi ujian besar bagi kami. Tidak ada pilihan selain menang,” kata pelatih kepala PSS, Pieter Huistra, usai sesi latihan di Pakembinangun, Sleman, Senin (12/5/2025).
Namun, perjuangan PSS tak hanya bergantung pada kemampuan sendiri. Mereka juga berharap Semen Padang (32 poin) dan Barito Putera (31 poin) terpeleset di sisa pertandingan. Jika tidak, kemenangan pun belum tentu menyelamatkan mereka.
Huistra menyadari rumitnya situasi ini. Skenario keselamatan PSS sangat tipis. Jika gagal mengalahkan Persija di laga kandang, maka peluang bertahan akan hilang sebelum pekan terakhir tiba.
“Kami fokus pada pertandingan kami dulu. Tapi tentu saja, kami juga harus memantau hasil tim lain. Madura United bermain sangat baik kemarin. Jika mereka kehilangan poin dan kami menang di laga terakhir, peluang kami masih ada,” ujar pelatih asal Belanda itu.
Bahkan hasil imbang pun bisa berarti akhir dari segalanya, mengingat PSS kalah dalam hitungan head-to-head melawan Semen Padang.
Menanti Keajaiban di Pengujung Musim
Musim ini benar-benar menjadi ujian mental dan ketangguhan bagi PSS Sleman. Para pemain, staf, dan suporter kini menatap dua laga terakhir sebagai panggung hidup-mati.
Harapan kini menggantung di ujung tanduk, menanti apakah keajaiban bisa terjadi di lapangan hijau.
Dengan kompetisi yang menyisakan sedikit ruang untuk kesalahan, laga melawan Persija Jakarta di Stadion Maguwoharjo bakal menjadi momentum krusial.
Jika gagal, bukan hanya poin yang hilang, tapi juga harapan untuk tetap bersaing di Liga 1, kasta tertinggi sepak bola nasional.