• Tentang Kami
Sunday, June 15, 2025
populi.id
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
No Result
View All Result
populi.id
No Result
View All Result
Home headline

Tangis Warga Lempuyangan: Rumah Digusur, Hidup Terancam

Warga di kawasan ini tengah dilanda keresahan akibat rencana penggusuran oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Rahadian BagusbyRahadian Bagus
June 5, 2025
in headline, Kota Yogyakarta
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Tangis Warga Lempuyangan: Rumah Digusur, Hidup Terancam
0
SHARES
5
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare via WhatsApp

YOGYAKARTA, POPULI.ID – Suara lirih namun penuh ketegasan terdengar dari Kampung Lempuyangan, Bausasran, Yogyakarta. Warga di kawasan ini tengah dilanda keresahan akibat rencana penggusuran oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Ati, warga yang telah bermukim di kawasan itu selama lebih dari lima dekade, akhirnya angkat bicara. Bukan sekadar soal rumah, ia menyuarakan soal martabat dan hak untuk hidup layak.

BERITA MENARIK LAINNYA

Mengenal Tradisi Numplak Wajik yang Digelar Jelang Garebeg Besar

Jemaah Padati Alun-Alun Selatan, Keraton Tegaskan Tak Ada Larangan Salat Iduladha

“Kami ini warga, bukan penyusup. Sudah lebih dari lima puluh tahun kami tinggal di sini. Rumah ini kami rawat, kami jaga. Bukan menumpang tanpa tanggung jawab,” ujar Bu Ati dengan suara bergetar namun tegas, Kamis (5/6/2025).

Ia menegaskan, warga Lempuyangan tidak berniat melawan hukum. Mereka hanya meminta diperlakukan secara manusiawi.

“Kami mau diajak rembukan, diajak diskusi. Tapi tolong, jangan langsung main SP (surat peringatan), main usir. Kami ini manusia, punya rasa, punya masa depan,” lanjutnya.

Menurut Bu Ati, banyak warga yang sudah lanjut usia kini mengalami tekanan mental akibat pendekatan yang dinilai kasar dan tanpa empati.

“Banyak di sini yang sudah sepuh. Kaget mereka. Kalau tiba-tiba diusir, harus pindah, lantas kami hidup dari mana?” ungkapnya.

Senada, Wisnu, warga lainnya, menyampaikan bahwa sebagian besar penghasilan warga bergantung pada usaha kecil, seperti jasa parkir harian.

“Kita dapat 100 sampai 190 ribu sehari dari parkiran. Cukup buat makan. Kalau digusur, semua hilang. Rumah hilang, usaha hilang, penghasilan lenyap. Terus kami hidup dari mana?” katanya pilu.

Lebih jauh, Bu Ati mempertanyakan keadilan perlakuan PT KAI yang dinilai mengabaikan kontribusi historis warga terhadap perusahaan tersebut.

“Orang tua kami dulu ikut membesarkan DKA, cikal bakal KAI. Mereka kerja bangun rel, bantu fasilitas. Sekarang dianggap tidak ada? Diperlakukan seperti pengganggu? Itu sangat menyakitkan,” ujarnya.

Warga berharap, jika kawasan ini akan dialihfungsikan untuk proyek biotop atau pengembangan ekonomi, maka seharusnya ada solusi yang mengakomodasi kehidupan mereka.

“Kalau mau dibangun biotop, ya kami dikasih kios. Kami bisa pergi asal ada tempat usaha, ada tempat tinggal yang layak. Jangan cuma digusur lalu disuruh terima nasib,” tegasnya.

Tak hanya kepada PT KAI, warga juga meluapkan kekecewaan kepada pihak Keraton Yogyakarta yang dinilai pasif.

“Keraton katanya mau jadi penengah, tapi kenyataannya tidak terbukti. Tak ada satu pun mediasi yang berpihak pada rakyat,” tutur Pak Wisnu.

Bagi warga, penggusuran ini bukan sekadar soal lahan, tapi bentuk pengabaian terhadap hak hidup dan keadilan sosial.

“Kami tidak minta lebih. Kami cuma minta yang pantas. Kami hidup dari sini. Kami tidak ingin kaya, hanya ingin bertahan,” ucap Bu Ati lirih.

Warga Kampung Lempuyangan kini masih menunggu itikad baik PT KAI dan Keraton untuk membuka ruang dialog yang sejati bukan sekadar formalitas atau pengumuman sepihak.

“Kalau mau bangun Jogja, bangun bersama rakyat. Bukan gusur rakyat. Jangan biarkan pembangunan berdiri di atas puing-puing kehidupan kami,” tutup Bu Ati.

(populi.id/Olyvia Cahaya)

Tags: Keraton YogyakartaPT KAIPT Kereta Api Indonesia

Related Posts

Prosesi ritual numplak wajik yang digelar menjelang pelaksanaan Garebeg Besar di Keraton Yogyakarta

Mengenal Tradisi Numplak Wajik yang Digelar Jelang Garebeg Besar

June 7, 2025
Gelaran salat ied Iduladha di Alun-alun Selatan, Jumat (6/6/2025)

Jemaah Padati Alun-Alun Selatan, Keraton Tegaskan Tak Ada Larangan Salat Iduladha

June 6, 2025
Kuasa hukum warga Tegal Lempuyangan, staf advokasi LBH Yogyakarta Raka Ramadhan menjelaskan terkait polemik yang masih terjadi dengan PT KAI, Kamis (5/6/2025)

Dialog Buntu, Warga Lempuyangan Kirim Surat Keberatan Kali Kedua kepada PT KAI

June 5, 2025
Penumpang memasuki kereta api dari stasiun Yogyakarta. [Dok. PT KAI]

Hari Pertama Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Layani Kedatangan 26 Ribu Penumpang

May 29, 2025
Pertemuan anggota DPRD Kota Yogyakarta dengan warga yang terlibat sengketa di kawasan Lempuyangan, Jumat (10/5/2025).

DPRD Kota Yogyakarta Tinjau Lokasi Sengketa Tanah Lempuyangan: KAI Klaim, Warga Gugat Hak Keraton

May 10, 2025
GKR Hemas

Profil GKR Hemas: Pendidikan, Karier dan Penghargaan

April 14, 2025
Next Post
KAI Jalankan Prosedur Penertiban, Warga Lempuyangan Ajukan Keberatan Resmi

KAI Jalankan Prosedur Penertiban, Warga Lempuyangan Ajukan Keberatan Resmi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

TERPOPULER

Para ojol dari berbagai aplikasi menggelar aksi di kawasan Titik Nol Kilometer bertajuk Kebangkitan Transportasi Online, Selasa (20/5/2025).

Aksi Ojol Turun ke Jalan Direspons, Sekda DIY Sambut Aspirasi Soal Regulasi dan Kesejahteraan

May 21, 2025
Ilustrasi SMP di Sleman

8 SMP Terbaik di Sleman yang Bisa Jadi Pilihan

June 4, 2025
poster penolakan iklan minuman keras yang diproduksi cap orang tua bermerek Kaliurang

Warga Lereng Merapi Protes, Tolak Nama “Kaliurang” Jadi Cap Miras

April 21, 2025
Polresta Sleman menetapkan Christiano Pengarapenta penabrak mahasiswa UGM Argo sebagai tersangka dan terancam hukuman 6 tahun penjara

Penabrak Argo Ditetapkan Sebagai Tersangka, Terancam Hukuman 6 Tahun Penjara

May 28, 2025
Polresta Sleman menggelar konferensi pers sekaligus merilis sosok Christiano pengemudi BMW yang tewaskan mahasiswa UGM Argo di Jalan Palagan, Sleman, Rabu (28/5/2025).

Kejanggalan Tewasnya Mahasiswa UGM Usai Ditabrak BMW, Polisi Ungkap Upaya Penggantian Pelat Nomor

May 28, 2025

Subscribe

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Copyright ©2025 | populi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO

Copyright ©2025. populi.id - All Right Reserved.