• Tentang Kami
Thursday, July 31, 2025
populi.id
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
No Result
View All Result
populi.id
No Result
View All Result
Home headline

Tangis Warga Lempuyangan: Rumah Digusur, Hidup Terancam

Warga di kawasan ini tengah dilanda keresahan akibat rencana penggusuran oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Rahadian BagusbyRahadian Bagus
June 5, 2025
in headline, Kota Yogyakarta
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Tangis Warga Lempuyangan: Rumah Digusur, Hidup Terancam
0
SHARES
18
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare via WhatsApp

YOGYAKARTA, POPULI.ID – Suara lirih namun penuh ketegasan terdengar dari Kampung Lempuyangan, Bausasran, Yogyakarta. Warga di kawasan ini tengah dilanda keresahan akibat rencana penggusuran oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Ati, warga yang telah bermukim di kawasan itu selama lebih dari lima dekade, akhirnya angkat bicara. Bukan sekadar soal rumah, ia menyuarakan soal martabat dan hak untuk hidup layak.

BERITA MENARIK LAINNYA

Keraton Yogyakarta Sewakan Lahan untuk Jalan Tol Rp12.500 per Meter/Tahun

Keraton Yogyakarta Tegas, Tanah Kasultanan dan Tanah Kalurahan untuk Rakyat!

“Kami ini warga, bukan penyusup. Sudah lebih dari lima puluh tahun kami tinggal di sini. Rumah ini kami rawat, kami jaga. Bukan menumpang tanpa tanggung jawab,” ujar Bu Ati dengan suara bergetar namun tegas, Kamis (5/6/2025).

Ia menegaskan, warga Lempuyangan tidak berniat melawan hukum. Mereka hanya meminta diperlakukan secara manusiawi.

“Kami mau diajak rembukan, diajak diskusi. Tapi tolong, jangan langsung main SP (surat peringatan), main usir. Kami ini manusia, punya rasa, punya masa depan,” lanjutnya.

Menurut Bu Ati, banyak warga yang sudah lanjut usia kini mengalami tekanan mental akibat pendekatan yang dinilai kasar dan tanpa empati.

“Banyak di sini yang sudah sepuh. Kaget mereka. Kalau tiba-tiba diusir, harus pindah, lantas kami hidup dari mana?” ungkapnya.

Senada, Wisnu, warga lainnya, menyampaikan bahwa sebagian besar penghasilan warga bergantung pada usaha kecil, seperti jasa parkir harian.

“Kita dapat 100 sampai 190 ribu sehari dari parkiran. Cukup buat makan. Kalau digusur, semua hilang. Rumah hilang, usaha hilang, penghasilan lenyap. Terus kami hidup dari mana?” katanya pilu.

Lebih jauh, Bu Ati mempertanyakan keadilan perlakuan PT KAI yang dinilai mengabaikan kontribusi historis warga terhadap perusahaan tersebut.

“Orang tua kami dulu ikut membesarkan DKA, cikal bakal KAI. Mereka kerja bangun rel, bantu fasilitas. Sekarang dianggap tidak ada? Diperlakukan seperti pengganggu? Itu sangat menyakitkan,” ujarnya.

Warga berharap, jika kawasan ini akan dialihfungsikan untuk proyek biotop atau pengembangan ekonomi, maka seharusnya ada solusi yang mengakomodasi kehidupan mereka.

“Kalau mau dibangun biotop, ya kami dikasih kios. Kami bisa pergi asal ada tempat usaha, ada tempat tinggal yang layak. Jangan cuma digusur lalu disuruh terima nasib,” tegasnya.

Tak hanya kepada PT KAI, warga juga meluapkan kekecewaan kepada pihak Keraton Yogyakarta yang dinilai pasif.

“Keraton katanya mau jadi penengah, tapi kenyataannya tidak terbukti. Tak ada satu pun mediasi yang berpihak pada rakyat,” tutur Pak Wisnu.

Bagi warga, penggusuran ini bukan sekadar soal lahan, tapi bentuk pengabaian terhadap hak hidup dan keadilan sosial.

“Kami tidak minta lebih. Kami cuma minta yang pantas. Kami hidup dari sini. Kami tidak ingin kaya, hanya ingin bertahan,” ucap Bu Ati lirih.

Warga Kampung Lempuyangan kini masih menunggu itikad baik PT KAI dan Keraton untuk membuka ruang dialog yang sejati bukan sekadar formalitas atau pengumuman sepihak.

“Kalau mau bangun Jogja, bangun bersama rakyat. Bukan gusur rakyat. Jangan biarkan pembangunan berdiri di atas puing-puing kehidupan kami,” tutup Bu Ati.

(populi.id/Olyvia Cahaya)

Tags: Keraton YogyakartaPT KAIPT Kereta Api Indonesia

Related Posts

lanskape pembangunan tol Solo-Jogja

Keraton Yogyakarta Sewakan Lahan untuk Jalan Tol Rp12.500 per Meter/Tahun

July 25, 2025
Keraton Yogyakarta Tegas, Tanah Kasultanan dan Tanah Kalurahan untuk Rakyat!

Keraton Yogyakarta Tegas, Tanah Kasultanan dan Tanah Kalurahan untuk Rakyat!

July 8, 2025
Berkas surat kekancingan tanah kasultanan Yogyakarta

Keraton Yogyakarta Tegaskan Komitmen atas Kedaulatan Tanah Kasultanan

July 8, 2025
PT KAI melakukan pengosongan paksa terhadap rumah di kawasan Lempuyangan sebagai bagian dari program beutifikasi di kawasan stasiun

PT KAI Lakukan Pengosongan Paksa Rumah di Lempuyangan, Chandrati Mengecam

July 8, 2025
Keraton Yogyakarta Akan Tertibkan Kawasan Pantai Sanglen dalam Dua Pekan

Keraton Yogyakarta Akan Tertibkan Kawasan Pantai Sanglen dalam Dua Pekan

June 29, 2025
Tradisi Ngarak Siwur di Kapanewon Imogiri yang digelar sebagai pembuka tradisi adat Nguras Enceh. [instagram/Pemkab Bantul]

Bantul Gelar Kirab Ngarak Siwur, Libatkan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan Surakarta

June 27, 2025
Next Post
KAI Jalankan Prosedur Penertiban, Warga Lempuyangan Ajukan Keberatan Resmi

KAI Jalankan Prosedur Penertiban, Warga Lempuyangan Ajukan Keberatan Resmi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

TERPOPULER

Ilustrasi SMP di Sleman

8 SMP Terbaik di Sleman yang Bisa Jadi Pilihan

June 4, 2025
Berikut 10 SMP unggulan di Bantul yang bisa dijadikan acuan sebelum mendaftar SPBM 2025.

Inilah 7 SMP Unggulan di Bantul yang Paling Diburu Jelang SPMB 2025

June 9, 2025
Para ojol dari berbagai aplikasi menggelar aksi di kawasan Titik Nol Kilometer bertajuk Kebangkitan Transportasi Online, Selasa (20/5/2025).

Aksi Ojol Turun ke Jalan Direspons, Sekda DIY Sambut Aspirasi Soal Regulasi dan Kesejahteraan

May 21, 2025
Kabupaten Bantul memiliki sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi incaran para pendaftar.

10 SMP Favorit di Bantul: Pilihan Terbaik Sekolah Negeri dan Swasta

June 18, 2025
Satu diantara SMA terbaik di Bantul yakni SMA N 1 Bantul

10 SMA Terbaik di Bantul, Rekomendasi bagi Pencari Sekolah

June 4, 2025

Subscribe

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Copyright ©2025 | populi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO

Copyright ©2025. populi.id - All Right Reserved.