YOGYAKARTA, POPULI.ID – Wacana pembukaan rute baru Trans Jogja dari Kota Yogyakarta menuju Wonosari, Gunungkidul, mendapat angin segar dari kalangan legislatif Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gagasan ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat konektivitas wilayah selatan DIY yang selama ini kurang terjangkau transportasi publik massal.
Wakil Ketua Komisi C DPRD DIY, Amir Syarifudin, menilai bahwa hadirnya layanan Trans Jogja ke Gunungkidul tidak hanya akan menjawab kebutuhan mobilitas warga, tetapi juga mampu mengakselerasi pemerataan pembangunan wilayah.
“Ini bukan sekadar soal rute bus. Ini tentang membangun akses yang setara bagi seluruh warga DIY, terutama yang berada di kawasan selatan,” ujar Amir dalam keterangan pers, Jumat (13/6).
Namun, Amir menekankan bahwa pengembangan konektivitas tidak cukup hanya mengandalkan jalur utama.
Perlu ada perhatian serius terhadap jalur-jalur alternatif yang bisa mendukung kelancaran transportasi dan membuka akses bagi daerah yang selama ini terpinggirkan.
Di antara jalur yang menjadi sorotan adalah akses Mutihan–Srimartani, yang sebelumnya telah disentuh melalui program TMMD.
Meski begitu, potensi jalur ini dinilai belum dimaksimalkan.
“Kalau jalur ini diperbaiki dan difungsikan optimal, bisa jadi jalur strategis yang membantu mengurangi beban di jalur utama serta membuka isolasi wilayah sekitarnya,” ungkap Amir.
Komisi C juga memberikan perhatian terhadap kondisi jalan Cino Mati, yang terkendala persoalan hukum akibat status tanah inclave.
Amir mendorong pemerintah daerah lebih aktif dalam membangun dialog lintas pihak untuk menyelesaikan persoalan ini.
“Kita butuh solusi, bukan sekadar menunggu. Jalan ini bisa menjadi penghubung penting jika permasalahan lahannya bisa diurai,” tegasnya.
Tak berhenti pada rute dan jalur, pembenahan infrastruktur pendukung juga menjadi fokus.
Ruas jalan Playen–Mangunan, misalnya, disebut sebagai kawasan yang punya peran ganda—baik sebagai jalur antarkecamatan maupun sebagai koridor wisata strategis.
Perbaikan jalan, pemasangan lampu penerangan, hingga perawatan drainase menjadi kebutuhan mendesak.
Amir mengingatkan bahwa kehadiran transportasi publik seperti Trans Jogja harus dibarengi dengan kesiapan infrastruktur.
“Jangan sampai bus sudah siap, tapi jalannya tidak bisa dilalui. Itu kontraproduktif,” ujarnya.
Komisi C memastikan akan terus mendorong percepatan realisasi rute baru ini dalam forum perencanaan dan pembahasan anggaran.
Amir berharap sinergi antarlembaga, dari tingkat provinsi hingga kalurahan, bisa semakin kuat.
“Pembangunan transportasi ini harus inklusif. Gunungkidul harus keluar dari ketertinggalan infrastruktur. Ini tentang membuka peluang ekonomi, pendidikan, dan layanan publik yang merata,” tutup Amir.