YOGYAKARTA, POPULI.ID– Meski sempat ditemukan satu kasus positif COVID-19 pada akhir Mei lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta memastikan penyebaran virus berhasil dicegah. Kota pelajar ini bahkan mencatat nol kasus selama tiga pekan berturut-turut.
Namun, Dinkes tetap meningkatkan kewaspadaan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi lonjakan.
“Temuan kasus positif terakhir terjadi pada 26 Mei 2025 di Puskesmas Danurejan I. Setelah dilakukan tracing dan pemantauan selama dua kali masa inkubasi, tidak ditemukan penularan lanjutan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Ema Rahmi Aryani, Jumat (13/6).
Pasien positif diketahui berusia lima tahun dan berdomisili di Kabupaten Sleman.
Ia terdeteksi melalui surveilans sentinel Influenza Like Illness (ILI), bagian dari Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) yang diterapkan Dinkes di seluruh puskesmas dan rumah sakit.
“Anak tersebut tercatat dalam Kartu Keluarga kakek-neneknya di Kota Yogyakarta. Tapi hasil tracing menunjukkan anggota keluarga di Kota tidak menunjukkan gejala. Sampai 2 Juni, tidak ada penambahan kasus,” jelas Ema.
Selain melakukan pemantauan, Dinas Kesehatan juga memberikan edukasi kepada keluarga pasien mengenai protokol kesehatan seperti mencuci tangan, penggunaan alat pelindung diri (APD), hingga pembatasan interaksi yang berisiko.
Ema menegaskan bahwa kekebalan kolektif masyarakat Yogyakarta menjadi faktor penting dalam pengendalian penyebaran virus. Cakupan vaksinasi di Kota Yogyakarta telah melampaui 100 persen, bahkan sebagian besar warga sudah menerima lebih dari dua dosis.
“Berdasarkan hasil serosurvei nasional tahun 2023, sebanyak 99 persen penduduk Kota Yogyakarta memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2,” ujarnya.
Varian dominan yang saat ini beredar di Indonesia adalah MB.1.1. Namun menurut Ema, varian tersebut belum tergolong sebagai Variant of Interest (VOI) maupun Variant Under Monitoring (VUM) karena belum terbukti menyebabkan peningkatan penularan atau tingkat keparahan.
“Gejalanya pun mirip varian sebelumnya, seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, mual, muntah, dan nyeri sendi. Jadi masyarakat tetap perlu waspada, tapi tidak perlu panik,” ujarnya.
Waspada Tetap Dijaga, Dinkes Perkuat Sistem Respons Cepat
Meskipun situasi COVID-19 di Yogyakarta terbilang aman, Dinas Kesehatan tetap mengantisipasi dengan menggelar koordinasi lintas sektor pada 5 Juni 2025. Sejumlah langkah penguatan sistem telah disiapkan.
“Kami memperkuat SKDR di seluruh fasilitas layanan kesehatan, melakukan penyelidikan epidemiologi jika ditemukan kasus, dan meningkatkan edukasi publik lewat media sosial maupun langsung ke warga,” terang Ema.
Layanan PSC 119 YES juga disiagakan untuk merespons kedaruratan COVID-19. Selain itu, rumah sakit rujukan telah disiapkan, termasuk logistik seperti APD, reagen, obat-obatan, dan kebutuhan penunjang lainnya.
“Kami sudah menetapkan alur pelayanan dan kesiapan puskesmas jika sewaktu-waktu terjadi kasus. Prinsipnya, kami siaga, cepat tanggap, dan mengutamakan edukasi,” tegas Ema.