SLEMAN, POPULI.ID – Tragedi kebakaran yang melanda pabrik PT Mataram Tunggal Garment (MTG) di Donoharjo, Ngaglik, Sleman, menyisakan dampak besar bagi hampir seribu pekerjanya.
Sebanyak 989 karyawan kontrak resmi diputus hubungan kerja usai insiden kebakaran hebat pada Rabu dini hari, 21 Mei 2025, yang menghanguskan sekitar 85 persen bangunan pabrik.
Langkah pemutusan hubungan kerja ini terpaksa diambil karena kerusakan yang sangat parah membuat pabrik tidak memungkinkan untuk beroperasi dalam waktu dekat.
“Karyawan yang terdampak seluruhnya merupakan tenaga kontrak. PHK ini bersifat sementara karena kondisi pabrik yang rusak berat,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Sleman, Sutiasih, saat penyaluran dana Jaminan Hari Tua (JHT) di Pendopo Parasamya, Senin (16/6/2025).
Sebagai bentuk perlindungan sosial, pemerintah daerah bersama BPJS Ketenagakerjaan menyalurkan total dana JHT sebesar Rp3,9 miliar kepada para pekerja terdampak. Besaran yang diterima bervariasi sesuai dengan masa kerja masing-masing.
Pencairan dilakukan dalam tiga tahap selama 16–18 Juni 2025. Pada saat bersamaan, Disnaker Sleman membuka akses rekrutmen ulang dengan menggandeng sejumlah perusahaan.
“Hari ini sudah hadir dua perusahaan, dan akan berlanjut hingga tiga hari ke depan. Kami ingin memastikan para pekerja mendapatkan peluang kerja baru sesegera mungkin,” lanjut Sutiasih.
Meskipun langkah PHK ini menyakitkan, manajemen PT MTG menyatakan bahwa keputusan tersebut tidak bersifat permanen. Komisaris Utama PT MTG, Robby Kusumaharta, menegaskan bahwa para pekerja terdampak akan menjadi prioritas saat operasional pabrik kembali berjalan.
“Begitu renovasi selesai, mereka akan kami panggil kembali. Bahkan akan kami latih ulang jika dibutuhkan,” ungkapnya.
Proses perbaikan dijadwalkan dimulai pada Juli 2025 dan ditargetkan selesai pada tahun 2026. Sementara itu, sebagian kecil pekerja dari bidang manajerial dan produksi penting telah dipindahkan ke lokasi alternatif, seperti PT Globalindo di Klaten dan ruang kerja sementara di SMK Muhammadiyah 1 Tempel.
Pemerintah Kabupaten Sleman turut aktif dalam proses pemulihan. Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menyatakan bahwa pihaknya memberikan perhatian penuh pada dampak sosial dari kejadian ini, terutama karena mayoritas pekerja merupakan perempuan dan menjadi tulang punggung keluarga.
“Dampaknya besar, sekitar 1.800 pekerja terdampak langsung maupun tidak langsung. Kami tidak akan tinggal diam. Pemkab siap mendampingi lewat pelatihan kerja, perlindungan sosial, dan fasilitasi rekrutmen,” jelas Danang saat meninjau lokasi kebakaran.
Ia juga menekankan bahwa koordinasi lintas pihak terus dilakukan agar proses pemulihan pabrik berjalan optimal dan para pekerja bisa segera kembali memiliki penghasilan.
“Kami berharap proses renovasi berjalan lancar dan para pekerja bisa kembali berkarya seperti sedia kala,” tutupnya.