GARUT, POPULI.ID – Sebanyak tiga orang dilaporkan tewas saat mengikuti pesta pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yakni Maula Akbar Mulyadi dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina. Satu di antara korban merupakan seorang anggota polisi.
Diketahui sehari setelah menggelar akad nikah, pasangan Maula Akbar Mulyadi dengan Wakil Bupati Garut Putri Karlina menggelar pesta syukuran.
Tapi pesta syukuran berupa hiburan rakyat dan makan gratis yang semestinya berlangsung meriah mendadak berubah menjadi duka setelah tiga orang tewas saat warga berdesakan ingin memasuki pendopo.
Para korban terdiri dari dua warga sipil dan seorang anggota polisi. Identitas mereka yakni Jubaedah (61), Vania Aprilia (8) serta Bripka Cecep Saeful Bahri (39).
Atas kejadian memilukan tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi langsung menyampaikan duka mendalam melalui video yang diunggah di akun Instagramnya.
Duka tersebut disampaikannya saat dalam perjalanan menuju ke lokasi kejadian di Garut.
“Saya sedang perjalanan menuju Garut karena saya mendengar kabar kegiatan syukuran pernikahan Maula dan Putri bersama warga itu dikunjungi oleh orang dengan jumlah orang yang sangat banyak hingga menimbulkan korban jiwa. Saya menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diterima Iman Islamnya dan diterima oleh Allah SWT,” ucapnya.
Disamping menyampaikan duka, Dedi Mulyadi berulang kali juga menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang tak diinginkan tersebut.
Terhitung ia tiga kali menyampaikan minta maaf kepada publik terkhusus warga Garut yang menjadi korban.
“Sebagai bentuk rasa empati dari keluarga mempelai untuk itu mohon maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa tersebut dan kami atas nama Maula dan Putri bertanggungjawab atas peristiwa tersebut, sekali lagi kami mohon maaf atas kejadian itu, mohon maaf sebesar-besarnya,” ungkap Dedi.
Uang Duka
Dalam video tersebut, Dedi Mulyadi selain minta maaf juga siap bertanggungjawab atas nasib keluarga korban.
Ia menyampaikan akan memberi uang duka bagi masing-masing keluarga korban sebesar Rp150 juta.
Selain itu juga bertanggungjawab atas kehidupan hingga pendidikan keluarga korban yang ditinggal.
“Selanjutnya tanpa mengurangi rasa hormat kami pun menyampaikan uang duka kepada setiap keluarga korban masing-masing Rp150 juta hal ini,” ungkapnya.
“Dan terhadap nasib keluarga yang ditinggalkan baik itu suami, anak maupun istri saya bertanggungjawab terhadap kehidupan keluarganya, pendidikan anak-anaknya sampai perguruan tinggi,” imbuhnya.
Kronologi
Berdasar kronologinya, sejak selepas ibadaha sholat jumat, ribuan warga telah menyemut di kawasan Pendopo Garut.
Namun karena tak ada pembatasan jumlah pengunjung dan minimnya pengamanan, warga yang mengantre berubah saling berdesakan. Mereka saling mendorong ketika gerbang pendopo hendak dibuka.
Sejumlah warga pun terjatuh hingga terinjak. Tak sedikit di antaranya yang mengerang kesakitan karena terjebak di kerumunan. Beberapa mengalami luka, sesak napas hingga akhirnya ditemukan tiga di antaranya tewas.