YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pemerintah Kota Yogyakarta terus memperluas upaya pemerataan kesejahteraan dengan mengembangkan potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah utara.
Satu di antara langkah konkret yang dilakukan adalah melalui gelaran “Selapanan Pinggir Dalan” yang diselenggarakan di halaman Dinas Koperasi dan UKM (DinkopUKM) DIY pada Sabtu (26/7/2025).
Acara yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Koperasi ke-78 tahun 2025 tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, bersama Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 60 pelaku UMKM, di mana 16 di antaranya berasal dari Kemantren Tegalrejo.
Selain itu, acara diisi dengan berbagai kegiatan seperti jalan sehat, senam bersama dan workshop pembuatan ecoprint.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini merupakan upaya menghadirkan sentra ekonomi baru di wilayah utara Yogyakarta, yang selama ini pertumbuhan ekonominya masih terpusat di kawasan tengah kota.
“Hari ini kita hadir di acara Selapanan di Pinggir Dalan yang merupakan bagian dari upaya menciptakan kerumunan baru, sentra ekonomi baru di Jogja bagian utara, khususnya di Tegalrejo yang menjadi pintu gerbang utara Kota Yogyakarta. Harapannya, pertumbuhan ekonomi tidak hanya terpusat di tengah kota, tapi bisa merata,” jelas Wawan dikutip dari laman Pemkot Yogyakarta.
Wawan menambahkan, kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat, maka ke depan akan dijadikan sebagai agenda rutin setiap 35 hari sekali.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Ir. Srie Nurkyatsiwi, menekankan pentingnya sinergi antara koperasi, pelaku UMKM, masyarakat, dan pemerintah dalam mendorong pemberdayaan ekonomi lokal.
“Peringatan Hari Koperasi ini tidak hanya seremonial, tetapi juga menjadi momentum pemberdayaan masyarakat. Kami bersinergi dengan berbagai pihak dan memanfaatkan Dana Keistimewaan untuk menyelenggarakan berbagai event seni, budaya, dan ekonomi kreatif, khususnya bagi UMKM,” jelasnya.
Ia berharap, kegiatan bisa berfungsi sebagai ruang edukasi dan evaluasi bagi para pelaku UMKM, mulai dari penyajian produk, pengemasan, promosi hingga komunikasi dengan para konsumen mereka.
Selain itu, ke depan akan digelar pula lomba karaoke dan pelatihan membuat produk berbasis ekonomi sirkular seperti eco-brick, sebagai bagian dari pengembangan potensi lokal secara berkelanjutan.
“Ini adalah awal yang baik. Selanjutnya, kegiatan serupa akan digelar bergiliran di kecamatan lain setiap 35 hari. Evaluasi akan terus dilakukan agar kualitas acara dan dampaknya terhadap pelaku UMKM bisa terus meningkat,” ujarnya.