SLEMAN, POPULI.ID – Tak jauh dari lokasi pembangunan proyek Jalan Tol Jogja-Solo, ratusan makam di sudut Padukuhan Kaweden, Kalurahan Tirtoadi, Mlati, Sleman, menanti digusur.
Tercatat di kawasan Kaweden terdapat tiga komplek pemakaman berusia puluhan tahun. Ketiga komplek makam itu diisi ratusan batu nisan.
Tiga komplek makam itu terletak berdekatan, dua di antaranya berada di sisi kanan dan kiri jalan desa, tepat di sebelah gapura penanda dusun. Satu komplek lainnya berada di sisi selatan, tak jauh dari rumah warga.
Status tanah makam tersebut merupakan Sultan Ground (SG). Saat ini, surat palilah dari Keraton Yogyakarta untuk pemanfaatan tanah sudah terbit.
Ketiga komplek makam tersebut kini berada tepat di tengah trase Proyek Jalan Tol Jogja-Solo Seksi 2.2. Total luas area makam diperkirakan mencapai 1.000 meter persegi, dengan sebanyak 400 nisan yang masih utuh berdiri.
Sejak proyek dimulai sekitar tahun 2022, keberadaan makam ini menjadi kendala yang belum terselesaikan.
Warga, terutama para ahli waris, masih menunggu kejelasan dari PT Adhi Karya selaku kontraktor pelaksana proyek.
Wintoyo, salah satu ahli waris yang keluarganya dimakamkan di sana, menyampaikan bahwa proses relokasi sudah dijanjikan sejak lama, namun belum juga terealisasi.
“Dari dulu dibilangnya mau dipindah. Awalnya bulan Mei, lalu mundur ke Juli. Sekarang dijanjikan Agustus ini, tapi belum ada kabar lagi. Sudah tiga kali perjanjian mundur,” ungkap Wintoyo saat ditemui populi.id, Sabtu (2/8/2025).
Menurutnya, komunikasi terakhir dengan pihak penanggungjawab proyek tol terjadi tiga pekan lalu.
Sejak itu, belum ada perkembangan berarti. Padahal, lahan pengganti di sisi utara trase tol sudah disiapkan.
Rencananya, ketiga komplek makam akan dipindah dan digabung menjadi satu di lokasi baru tersebut. Lokasi baru itu seluas 1.000 meter persegi.
Wintoyo menyebut, warga terdampak tidak ingin repot dalam proses pemindahan. Kontraktor yang berjanji memfasilitasi semuanya.
“Kami ini kan terdampak, kami nggak mau kalau harus ngurus sendiri. Makam belum dipindah, ya proyek mereka kan nggak bisa lanjut. Kami cuma nunggu saja,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Dukuh Kaweden ini.
Yang dimakamkan di sana mayoritas adalah warga dusun, meski ada juga yang dari luar daerah. Tidak ada juru kunci tetap untuk makam-makam itu. Semuanya diurus secara gotong royong oleh warga kampung.
“Keluarga saya ada sembilan orang yang dimakamkan di situ. Termasuk kakek, nenek juga. Ya kalau dibilang bukan sekadar soal tanah dan proyek,” kata Wintoyo.
Untuk soal kompensasi, menurutnya, tidak diberikan langsung ke masing-masing ahli waris. Pengurus kampung khawatir jika dibagikan per individu, makam justru tidak dipindah karena uang sudah diterima.
Maka, skemanya dikumpulkan berdasarkan jumlah makam dan biaya relokasi serta pembangunan kembali diberikan secara kolektif.
Dikonfirmasi terpisah, Humas PT Adhi Karya Proyek Tol Solo-Jogja Seksi 2 Paket 2.2, Agung Murhandjanto, dalam waktu dekat ratusan makam di Padukuhan Kaweden tersebut segera direlokasi.
Tanah pengganti sudah disiapkan dan berada tak jauh dari lokasi makam yang lama.
“Nantinya tiga makam akan dijadikan satu, masih satu padukuhan juga,” jelasnya.
Dalam waktu dekat, pihak penanggungjawab proyek tol akan melakukan pembayaran ganti rugi kepada para ahli waris makam yang terdampak.
Proses itu dilakukan mulai awal Agustus 2025 ini. Agung berharap setelah pembayaran tuntas pada akhir bulan Agustus, proses pemindahan makam bisa segera dilaksanakan.
“Pembayaran itu nanti untuk memindahkan merelokasi tiga makam tersebut di lokasi makam yang baru,” katanya.