SLEMAN, POPULI.ID – Bupati Sleman, Harda Kiswaya, menanggapi ramainya fenomena kemunculan bendera dan mural One Piece menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Menurutnya, hal itu adalah bentuk dari ekspresi warga yang sah untuk dilakukan.
“Kalau saya itu bagian dari ekspresi, ya monggo saja. Tapi kalau kita, utamanya saya tinggal di Sleman, di Jogja ini, ya ada acara yang lebih baik untuk menyampaikan pendapat kepada pemerintah,” ujarnya di Pendopo Parasamya, Kamis (7/8/2025).
Meski begitu, sebagai pimpinan daerah, Harda tidak membolehkan maupun melarang kemunculan simbol Jolly Roger dengan tengkorak topi jerami dan tulang bersilang itu. Sebab ia harus mengikuti ketentuan dari pemerintah pusat. Harda mengimbau agar masyarakat lebih fokus ke semangat positif menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia.
“Sekali lagi silakan (mengibarkan bendera One Piece). Tapi sebagai orang Jogja, perlu untuk membawa budaya Jawa untuk menyampaikan pendapat. Saya kira pesannya akan bisa lebih sampai ke masyarakat,” ucapnya.
Harda mengajak masyarakat untuk tetap mengekspresikan kritiknya. Namun dengan cara-cara yang santun dan mencerminkan nilai budaya lokal.
“Misalnya ngomong dengan baik, datang ke pemangku kepentingan atas nama pribadi maupun kelompok, ya monggo. Kalau pemikiran saya seperti itu,” katanya.
Terkait munculnya sejumlah simbol One Piece, baik bendera maupun mural, di Kabupaten Sleman, Harda menyebut tindakan yang akan diambil oleh pemerintah masih akan menunggu hasil koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Terutama aparat penegak hukum seperti TNI-Polri. Menurutnya, kemunculan gambar One Piece tersebut adalah untuk mengkritisi kebijakan pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah.
“Nanti kami diskusikan di forum pimpinan daerah. Nanti seperti apa petunjuk-petunjuk pimpinan-pimpinan dari sisi politik, dari sisi manapun kami akan mengikuti,” ucap Harda.
Sementara itu, di hari yang sama ketika Bupati Harda Kiswaya memberi pernyataan terkait mural One Piece yang muncul di Temuwuh, Balecatur, gambar serupa yang juga menghiasi kawasan Temulawak, Kalurahan Triharjo diminta dihapus oleh aparat.
Dukuh Temulawak, Hardi Wiyanto, mengatakan gambar yang kemudian dihapus tersebut hanya dibuat secara iseng oleh sejumlah pemuda tanpa ada maksud yang mengarah ke hal-hal negatif. Ia menyebut, pemuda setempat menggambar mural itu karena kesukaannya terhadap serial anime One Piece. Tidak ada kaitannya dengan kampanye gerakan pengibaran bendera One Piece yang sedang viral di dunia maya belakangan ini.
“Itu kerjaan anak-anak yang iseng karena senang sama tokoh kartunnya. Saya nggak tahu pasti siapa yang menggambar,” katanya.
Hardi mengaku tidak mengetahui kapan mural itu dibuat. Menurutnya, mural itu sudah tergambar sejak beberapa hari terakhir.
“Ya kalau buat ekspresi saja sebenarnya nggak apa-apa. Meskipun ada gambar itu, situasi dan kondisi di sini (Padukuhan Temulawak) juga kondusif. Warga nggak ada yang mengomentari,” ujarnya.
Babinsa Triharjo, Sersan Mayor Hadi Suroso, mengatakan bahwa tindakan penghapusan gambar anime One Piece itu dilakukan karena dikhawatirkan dapat mengarah ke pelecehan simbol negara. Ia menyebut, mural itu perlu dihapus karena bersanding dengan elemen warna bendera merah-putih.
Hadi sendiri menyebut tidak mempermasalahkan apabila gambar One Piece tidak bersanding dengan elemen bendera yakni warna Merah Putih.
“Kami menyesuaikan saja dengan daerah lain. Ini instruksi dari pimpinan kami juga untuk menindaklanjuti gambar ini,” katanya.
Permintaan agar mural One Piece tersebut dihapus belakangan mendapat respon dari Lurah Triharjo, Irawan. Melalui unggahan di story WhatsApp, ia menyayangkan tindakan penghapusan itu.
Ia mempertanyakan apa yang salah dengan gambar mural berupa logo Jolly Roger yang identik dengan anime One Piece tersebut.
“Apa yang salah dengan gambar ini?” tulisnya disertai gambar Jolly Roger.
Dalam lanjutan unggahannya ia juga menyebutkan bahwa mural tersebut merupakan bagian dari kreativitas serta kebebasan berekspresi.
“Kebebasan berpendapat dan bentuk ekspresi serta kreativitas jangan khawatir kita juga cinta tanah air,” lanjutnya.