POPULI.ID – Seorang perempuan berusia 9 tahun dari Thamarassery, Kozhikode, Kerala, India, meninggal dunia akibat infeksi langka yang dikenal sebagai Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM).
Penyakit ini dipicu oleh Naegleria fowleri, mikroorganisme berbahaya yang lebih populer dengan julukan “amoeba pemakan otak”.
Korban mulai dirawat sejak 13 Agustus 2025 dengan gejala demam, namun kondisinya cepat memburuk hingga menghembuskan napas terakhir di Kozhikode Government Medical College.
Hasil laboratorium mengonfirmasi penyebab kematian akibat serangan amoeba mematikan tersebut.
Tragisnya, dua pasien lain di distrik yang sama juga terinfeksi, termasuk seorang bayi berusia 3 bulan yang hingga kini masih dirawat intensif.
Otoritas kesehatan Kerala menyebut penyelidikan sedang dilakukan untuk melacak sumber paparan, diduga berasal dari air atau tanah yang tercemar.
India pertama kali mencatat kasus amoeba pemakan otak pada 1971. Setelah sempat jarang terdengar, sejak 2023 jumlah kasus justru meningkat tajam.
Dalam dua tahun terakhir, tercatat 36 infeksi dengan sembilan kematian, jauh lebih banyak dibanding hanya delapan kasus antara 2016–2022.
Hampir semua pasien tidak dapat diselamatkan. Hanya segelintir yang berhasil bertahan hidup, termasuk seorang remaja 14 tahun asal Kozhikode pada 2024, yang kini menjadi salah satu dari sedikit penyintas di dunia.
Para ahli menduga, pemanasan global, polusi, dan meningkatnya kesadaran medis menjadi faktor yang memicu lonjakan kasus.
Pemerintah Kerala kini mengaktifkan protokol darurat untuk mempercepat diagnosis, sekaligus mengingatkan warga agar berhati-hati saat beraktivitas di perairan terbuka.
Amoeba ini hidup di air tawar hangat maupun tanah lembap. Begitu masuk melalui hidung, Naegleria fowleri menyerang otak dan memicu peradangan parah.
Infeksi berkembang sangat cepat berawal dari demam, sakit kepala, hingga berujung kejang dan kematian.
Tingkat kematian akibat infeksi ini mencapai 97 persen di seluruh dunia. Hanya segelintir pasien yang pernah lolos dari maut.
Ancaman amoeba pemakan otak tidak terbatas di Asia.
Pada 2024, seorang wanita 71 tahun di Texas, Amerika Serikat, meninggal setelah menggunakan air tidak steril dari sistem Recreational Vehicle (RV) untuk irigasi hidung.
Kasus tersebut membuat CDC menegaskan bahwa risiko infeksi hanya terjadi bila air terkontaminasi masuk lewat hidung.
Karena itu, penggunaan air suling atau steril untuk irigasi hidung sangat dianjurkan. Air keran pun baru aman dipakai setelah direbus minimal satu menit.
Naegleria fowleri adalah amoeba bersel tunggal yang biasanya memangsa bakteri di alam.
Ia dapat berkembang di danau, sungai, sumber air panas, hingga kolam renang yang tidak terawat.
Gejala infeksi biasanya muncul 1–9 hari setelah paparan, berupa sakit kepala parah, demam, mual, muntah, leher kaku, hingga halusinasi.
Mayoritas pasien meninggal dalam waktu kurang dari tiga minggu sejak gejala pertama.
Data CDC menunjukkan, dari 164 kasus di Amerika Serikat sejak 1962, hanya empat pasien yang berhasil bertahan hidup.