SLEMAN, POPULI.ID – Selama enam bulan pertama tahun 2025, produksi sektor perikanan budidaya di Kabupaten Sleman mencapai angka signifikan, yakni sekitar 30,45 juta kilogram dengan estimasi nilai ekonomi sebesar Rp 862,73 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Staf Pelaksana Data Bidang Perikanan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman, Tony Lukito, mengungkapkan kenaikan volume produksi terjadi meski fluktuasi bulanan cukup terasa. Dua bulan pertama tercatat sebagai periode produksi tertinggi, yakni Januari dengan lebih dari 6,39 juta kilogram dan Februari mencapai 7,3 juta kilogram.
“Produksi menurun pada bulan Maret hingga Mei, lalu kembali meningkat pada Juni,” katanya, Rabu (17/9/2025).
Sebagai perbandingan, catatan produksi Januari hingga Juni 2024 menunjukkan angka yang relatif mirip, meskipun sedikit lebih rendah secara keseluruhan, yakni 30,38 juta kilogram.
Produksi tersebut berasal dari ratusan kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) yang tersebar di Sleman. Hingga awal tahun 2025, tercatat ada 749 Pokdakan aktif.
“Mayoritas dari mereka fokus di budidaya ikan nila merah yang sudah ditetapkan sebagai komoditas unggulan lewat SK Bupati Sleman,” terang Tony.
Ia menyebut, ikan nila merah sendiri memiliki nilai jual cukup tinggi. Di tingkat pembudidaya, harga per kilogram bisa mencapai Rp 27 ribu. Sementara harga pasar bisa melonjak hingga Rp 36 ribu per kilogram.
Tony menegaskan bahwa capaian semester ini sejalan dengan target daerah dalam memenuhi kebutuhan konsumsi ikan, baik untuk masyarakat Sleman maupun daerah sekitarnya. Untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan produksi, DP3 Sleman terus menggencarkan pendampingan teknologi dan memperluas jejaring pasar bagi para pelaku budidaya.
Sebagai bagian dari upaya perlindungan sektor ini, DP3 Sleman juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Penyakit Ikan. Satgas ini berfungsi untuk mengendalikan penyebaran penyakit yang berpotensi mengancam produksi.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Satgas bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menelusuri dan mengidentifikasi sumber pencemaran air, guna memastikan kualitas lingkungan tetap mendukung budidaya perikanan.