SLEMAN, POPULI.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mendorong seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk segera mengikuti pelatihan keamanan pangan dan mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Itu sebagai bagian dari upaya menjamin keamanan makanan yang disediakan bagi penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama, menjelaskan saat ini sudah banyak SPPG yang secara mandiri menginisiasi pelatihan keamanan pangan. Mereka berkumpul, kemudian mengundang pihak Dinkes untuk memberikan penyuluhan. Pelatihan ini bertujuan agar SPPG mendapatkan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) sebagai salah satu syarat administratif untuk memperoleh SLHS.
“SLHS ini prosesnya melalui DPMPTSP dan diajukan lewat OSS (Online Single Submission). Syaratnya ada sertifikat keamanan pangan, hasil uji laboratorium, dan diunggah ke OSS,” ujar Cahya, Selasa (7/10/2025).
Meski penyuluhan sudah berlangsung, hingga saat ini belum ada satu pun dari 62 SPPG aktif di Sleman yang telah mengantongi SLHS. Namun menurut Cahya, semua SPPG sudah mulai menjalani proses secara bertahap. Dinkes Sleman terus melakukan sosialisasi dan pendampingan.
“Memang butuh waktu karena jumlahnya banyak, tapi kami terus memfasilitasi dan memberikan pelatihan secara bertahap,” jelasnya.
Cahya juga menekankan meski beberapa SPPG sudah memiliki standar dapur sendiri sesuai acuan dari Badan Gizi Nasional (BGN), namun SLHS merupakan kewajiban administratif yang diatur oleh pemerintah daerah dan berlaku secara nasional.
“SLHS ini wajib dimiliki oleh semua penyedia makanan siap saji, termasuk SPPG. Ini penting untuk memastikan dapur benar-benar aman dan higienis,” tambahnya.
Dinkes Sleman sendiri telah memulai penyuluhan sejak tahap awal, bahkan ketika baru terdapat beberapa dapur di wilayah seperti Cangkringan. Saat itu, penyuluhan dilakukan dengan anggaran internal dan menyasar perwakilan dari masing-masing dapur.
“Kami bekali tiga orang dari masing-masing dapur untuk meminimalisir risiko keracunan. Sekarang dengan 62 dapur tentu butuh waktu lebih panjang untuk menjangkau semuanya,” ujarnya.
Terkait jumlah SPPG, Cahya menyebut saat ini baru 62 yang sudah beroperasi. Ada beberapa tambahan dapur baru yang nantinya akan menjadi sebanyak 92 unit. Dapur-dapur baru itu kini masih dalam tahap persiapan dan akan menyusul beroperasi,
“Kebutuhan SPPG masih tinggi, jadi kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. Yang penting adalah bagaimana dapur ini bisa benar-benar aman. Salah satunya adalah dengan mengantongi SLHS,” tegas Cahya.