SLEMAN, POPULI.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman tengah mempersiapkan pembinaan atlet untuk berkompetisi di tingkat nasional. Upaya ini diwujudkan melalui pembangunan sarana dan prasarana sejumlah cabang olahraga (cabor) unggulan, di antaranya adalah panjat tebing dan atletik.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sleman, Heru Saptono, menyampaikan Pemkab telah menyiapkan Detail Engineering Design (DED) untuk pembangunan fasilitas panjat tebing. Lokasinya direncanakan berada di sebelah utara Puri Mataram, tepatnya di area ruang terbuka hijau (RTH). Selain arena panjat tebing, di lokasi itu juga akan dibangun gedung penyimpanan peralatan.
“Untuk panjat tebing kami sudah punya DED-nya, itu DED tahun 2022. Lokasinya pakai tanah pemda dan kami sudah koordinasi dengan (Dinas) Tata Ruang. Kalau Pak Bupati setuju, bisa saja dibangun lewat anggaran perubahan atau masuk tahun 2026,” kata Heru saat dikonfirmasi, Senin (6/10/2025).
Ia menyebut pembangunan fasilitas panjat tebing diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp5,46 miliar. Angka tersebut merupakan hasil revisi terbaru pada 2024. Heru juga menyatakan bahwa Pemkab terbuka terhadap kemungkinan pendanaan dari pemerintah pusat.
“Pak Bupati mungkin juga sedang menjajaki dukungan dari pusat. Karena kalau semua dibebankan ke APBD, berat juga bagi kami. Jadi nanti dilihat mana yang bisa dari APBD, mana dari pusat,” ujarnya.
Pemkab Sleman memandang cabor panjat tebing memiliki prospek besar untuk bersaing di tingkat nasional hingga internasional. Hal ini dibuktikan dengan adanya atlet asal Sleman, Fitriyani, yang pernah meraih medali emas pada Asian Games 2018.
“Kami sudah diskusi dengan beliau dan beliau siap untuk mempersiapkan atlet-atlet panjat tebing. Kami tidak bisa hanya berbicara di level provinsi lagi, tapi harus mulai menargetkan level nasional,” tuturnya.
Selain pembangunan fasilitas panjat tebing, Dispora Sleman juga berencana merenovasi lintasan atletik di Stadion Tridadi. Saat ini, lintasan di stadion tersebut dinilai belum representatif sebagai sarana latihan atlet. Padahal, menurut Heru, Sleman memiliki potensi besar di cabang olahraga atletik, yang terbukti dengan banyaknya raihan medali emas pada ajang Porda DIY 2025.
Selama ini atlet asal Bumi Sembada masih menjalani latihan di Stadion Mandala Krida di Kota Yogyakarta atau bahkan di lapangan atletik UNY.
Heru memaparkan DED untuk renovasi Stadion Tridadi sudah disusun sejak 2022 dengan estimasi kebutuhan anggaran sekitar Rp 42 miliar. Rencana renovasi mencakup pembangunan lintasan atletik standar, tribun, dan perluasan area parkir.
“Kami akan matur ke Pak Bupati, apakah masih ingin menggunakan DED lama, memperbarui, atau menyusun yang baru. Kalau DED bisa dimasukkan tahun 2026, harapannya pembangunan bisa dimulai pada 2027,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkab Sleman berkomitmen meningkatkan infrastruktur olahraga demi menunjang pembinaan atlet jangka panjang.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sleman, Joko Hastaryo, mengatakan sejumlah sarana dan prasarana olahraga di Sleman memang perlu perbaikan. Termasuk cabor panjat tebing di Kompleks Gedung Olahraga (GOR) Klebengan.
Ia menyebut, cabor atletik justru belum memiliki lintasan rumput sintetik. Biasanya, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) meminjam Stadion Mandala Krida atau lapangan UNY.
“Begitu pun sepatu roda juga belum punya lintasan yang layak. Sama juga cabor panahan masih pakai venue milik pengurus Perpani Pusat,” ungkap Joko.