YOGYAKARTA, POPULI.ID – Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya menggairahkan kembali aktivitas di Pasar Aneka Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTHY) setelah beberapa waktu terakhir mengalami penurunan kunjungan. Berbagai langkah dilakukan, mulai dari penyelenggaraan event rutin, penambahan layanan publik, hingga dorongan digitalisasi pedagang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) PASTHY, Agus Purnomo, mengungkapkan tren kunjungan masyarakat ke PASTHY cenderung stagnan, meski jumlah pengunjung masih cukup tinggi.
“Akhir-akhir ini memang pasar mengalami sedikit stuck. Karena itu kami berusaha supaya Pasthy bisa ramai lagi seperti dulu,” ujar Agus, Selasa (28/10/2025).
Untuk menghidupkan kembali aktivitas pasar, pihaknya menggelar berbagai kegiatan tematik yang melibatkan komunitas dan masyarakat umum. Beberapa di antaranya yakni Festival Angkringan Yogyakarta, lomba catur pada awal November, serta rencana sejumlah acara lain yang akan digelar dalam waktu dekat.
“Kami ingin pengunjung tidak hanya datang untuk belanja, tapi juga bisa refreshing. Ada mini zoo, kuliner, playground, dan event-event komunitas,” jelasnya.
Selain kegiatan hiburan, UPT PASTHY juga menambah layanan publik di kawasan tersebut. Kini tersedia Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) untuk mencetak Kartu Keluarga, serta layanan Samsat keliling setiap Kamis untuk pembayaran pajak kendaraan tahunan dan lima tahunan.
“Semua kami arahkan untuk menarik minat masyarakat datang ke sini,” kata Agus.
Ia menjelaskan saat ini rata-rata kunjungan pengunjung mencapai sekitar 7.000 orang per minggu. Pada hari kerja, angka kunjungan berkisar 2.300 orang. Sementara akhir pekan bisa menembus 12 ribu pengunjung.
“Memang kalau hari biasa itu stabil di kisaran 2.000-an, tapi melonjak saat Sabtu dan Minggu karena ada pedagang musiman juga yang datang dari berbagai daerah,” ungkapnya.
Adapun jumlah pedagang aktif di PASTHY saat ini mencapai 408 pedagang utama di zona satwa dan tanaman hias, serta 17 tenant kuliner. Meski begitu, Agus mengakui sebagian pedagang masih menghadapi tantangan dari sisi penjualan.
“Banyak pengunjung datang tapi hanya melihat-lihat, tidak membeli. Jadi ramai, tapi tidak selalu diikuti transaksi tinggi,” terangnya.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, pihaknya mendorong pedagang agar beradaptasi dengan sistem penjualan daring (online). Beberapa pedagang disebut sudah memanfaatkan media digital sebagai sarana promosi dan penjualan.
“Kami dorong teman-teman (pedagang) agar online. Sekarang kan zaman sudah berubah, kalau masih mengandalkan cara lama bisa kalah saing. Sebagian kios bahkan sudah jadi tempat display saja, penjualannya lewat online,” tuturnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, menyebut kondisi PASTHY masih cukup stabil dengan tingkat keramaian yang tinggi setiap akhir pekan.
“Kalau dibilang sepi, enggak juga. Justru ramainya itu di weekend, hari Sabtu dan Minggu. Kalau turun pun tidak signifikan,” ujarnya.
Ambar menjelaskan bahwa PASTHY memiliki karakteristik berbeda dibanding pasar tradisional lain karena termasuk pasar minat khusus yang menggabungkan unsur hobi dan wisata keluarga.
“Ini bukan pasar kebutuhan pokok, jadi wajar kalau crowd-nya lebih ramai di weekend. Tapi kami tetap berupaya agar kunjungan merata, misalnya lewat kerja sama dengan sekolah,” katanya.
Menurutnya, kerja sama tersebut dilakukan agar pelajar bisa belajar langsung mengenai satwa dan tanaman hias di PASTHY, sekaligus mengenal nilai edukatif lingkungan.
“Kami mendorong agar sekolah-sekolah berkunjung ke sini. Bisa jadi mini zoo gratis dan tempat belajar tanaman hias. Kami juga libatkan paguyuban untuk edukasi menanam di pot-pot kecil,” ucap Ambar.












