YOGYAKARTA, POPULI.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mulai menyiapkan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai langkah pencegahan terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama puncak musim hujan. Adapun OMC dirancang untuk mengalihkan awan hujan dari kawasan daratan ke arah laut sehingga curah hujan lebat tidak memicu bencana di wilayah berisiko.
“Operasi modifikasi cuaca ini sebenarnya intervensi terhadap kondisi atmosfer yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem dan hujan intensitas tinggi,” ujar Kepala Pelaksana BPBD DIY, Agustinus Ruruh Haryata, Selasa (18/11/2025).
Langkah tersebut disiapkan seiring penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi di DIY berdasarkan SK Gubernur DIY Nomor 347/2025 yang berlaku 20 Oktober hingga 19 November 2025 dan dapat diperpanjang sesuai perkembangan cuaca.
Ruruh menjelaskan, pelaksanaan teknis OMC nantinya berada di bawah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sementara BPBD DIY menyiapkan dasar regulasi melalui penetapan status siaga tersebut.
“Kami menyiapkan sisi regulasinya. SK Gubernur tentang siaga bencana hidrometeorologi itu jadi dasar BNPB untuk melakukan intervensi OMC,” jelasnya.
Ia menyebut OMC yang akan diterapkan di DIY ini menjadi pengalaman pertama. Teknologi tersebut memungkinkan pengalihan potensi hujan lebat dari wilayah daratan ke area laut.
“Prinsipnya, potensi hujan yang berada di daratan akan digeser ke laut melalui intervensi teknologi,” katanya.
Ruruh mengatakan, penerapan OMC dilakukan menyesuaikan prakiraan cuaca, khususnya ketika muncul indikasi cuaca ekstrem.
“Pelaksanaannya bergantung kondisi. Jika ada prediksi cuaca ekstrem, BNPB bisa segera melakukan operasi,” ucapnya.
Ia memastikan teknologi ini tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
“Tidak ada dampak negatif, justru bermanfaat untuk mencegah potensi bencana,” ujarnya.
Selain pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota di DIY juga telah menyiapkan penetapan status siaga untuk memperkuat langkah antisipasi terhadap puncak musim hujan.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas, menyampaikan curah hujan di wilayah DIY pada November 2025 diperkirakan berada pada rentang 201–500 mm per bulan dengan karakter hujan di atas normal.
Sementara pada Desember 2025, curah hujan diproyeksikan berada di kisaran 151–500 mm per bulan dengan kondisi normal. Memasuki Januari 2026, angka curah hujan diperkirakan kembali berada pada 201–500 mm per bulan dengan sifat hujan normal.
Reni mengingatkan masyarakat serta pemerintah daerah di kawasan rawan banjir, longsor, dan angin kencang untuk meningkatkan kewaspadaan menjelang puncak musim hujan.
“Upaya mitigasi dilakukan secara rutin, seperti membersihkan saluran air, memangkas dahan pohon, memastikan struktur baliho-baliho tetap aman, serta langkah pencegahan lain,” ujarnya.












