• Tentang Kami
Sunday, August 3, 2025
populi.id
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO
No Result
View All Result
populi.id
No Result
View All Result
Home Cendekia

Siswa SD Bakal Diajari AI, Pakar UGM Ingatkan Soal Ini

Menurutnya, pengenalan AI kepada pelajar tidak boleh semata-mata menonjolkan kecanggihan aplikasi, tapi harus disertai pemahaman soal hak, dampak, dan batasan penggunaannya.

byGalih Priatmojo
May 19, 2025
in Cendekia, headline
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Ilustrasi Kecerdasan Artifisial atau AI

Ilustrasi Kecerdasan Artifisial atau AI [pixabay/geralt]

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare via WhatsApp

SLEMAN, POPULI.ID – Pendidikan kecerdasan buatan (AI) dan coding akan segera diterapkan pada tahun ajaran 2025/2026 sebagai mata pelajaran (mapel) pilihan untuk anak kelas 5 Sekolah Dasar.

Menurut Mendikdasmen RI, Abdul Mu’ti, pemberian pembelajaran coding dan kecerdasan buatan ini sebagai bagian dari upaya mempersiapkan generasi muda yang kompetitif dan mampu bersaing di kancah global.

BERITA MENARIK LAINNYA

14 SD di Kota Yogyakarta Menjadi Percontohan Tagana Masuk Sekolah

Bos Google DeepMind: Ancaman Terbesar AI Bukan Soal Lapangan Pekerjaan, Ini yang Harus Diwaspadai

Menanggapi rencana pengajaran AI sejak dini ke siswa SD, Iradat Wirid, peneliti transformasi digital dari Center for Digital Society (CfDS) UGM, menyatakan pemerintah tidak perlu terburu-buru untuk memberikan pendidikan AI dan Coding bagi siswa SD.

Menurutnya pemerintah terkesan latah dalam menanggapi tren teknologi AI. Padahal penyampaian materi tersebut bisa memberikan dampak negatif bagi anak jika tidak diperkuat dengan literasi digital yang cukup.

“Dalam pelaksanaannya, kita perlu penyampaian materi yang berjenjang. Jangan sampai kita langsung mengajarkan aplikasi AI ke anak SD, itu akan jadi bencana. Kita harus membekali anak dengan logika, etika, dan literasi digital terlebih dahulu,” tegasnya, Senin (19/5/2025).

Iradat menilai ada tiga fondasi penting yang harus melekat dalam kurikulum AI untuk pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Pertama adalah soal etika.

Menurutnya, pengenalan AI kepada pelajar tidak boleh semata-mata menonjolkan kecanggihan aplikasi, tapi harus disertai pemahaman soal hak, dampak, dan batasan penggunaannya.

“Jangan sampai hanya sebatas mengajarkan penggunaan aplikasinya saja. Apalagi mengajarkan cara pakai ChatGPT ke anak SD karena kita akan melahirkan generasi yang instan,” paparnya.

Kedua, soal literasi. Ia menilai literasi digital pelajar perlu ditata ulang secara mendasar dengan mencakup kemampuan memilah informasi yang layak, memahami aturan, dan mengetahui mana yang etis serta legal dalam konteks penggunaan teknologi.

“Teknologi harus dikendalikan manusia, bukan kita yang terombang-ambing. Pendekatan berbasis kemanusiaan salah satunya melalui literasi digital yang terus ditingkatkan harus menjadi dasar,” ungkapnya.

ketiga, kemampuan berpikir kritis. Iradat mengingatkan, kehadiran teknologi baru harus menumbuhkan nalar kritis pelajar, bukan malah membuat mereka pasif.

“Kalau AI hanya jadi alat yang meninabobokan, itu akan sia-sia. Anak-anak harus diajak mempertanyakan, mengkritisi, dan memahami dampak teknologi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Iradat menyebut sejumlah negara yang dapat digunakan sebagai cerminan. Menurutnya, Indonesia harus belajar dari pengalaman baik di negara global, tetapi disesuaikan dengan konteks budaya dan kesiapan lokal.

Tiongkok, misalnya, membangun pendidikan AI terintegrasi dari Bawah untuk mendukung industri teknologi mereka. Selain itu, India juga fokus membentuk sumber daya manusia digital sejak tingkat menengah, sementara Brasil mendorong pendidikan AI terapan di level vokasi.

“Pun di Swedia, siswa kelas 1-3 sudah dikenalkan pada matematika dasar yang dikaitkan dengan teknologi, juga studi sosial agar mereka paham dampak sosial teknologi. Ini penting, supaya coder masa depan tetap punya kepekaan manusiawi, bukan cuma asal bisa pakai aplikasi,” jelasnya.

Ia juga menekankan bahwa pendidikan AI harus butuh kesinambungan lintas kurikulum. Menurutnya, Indonesia sudah termasuk tertinggal melaksanakan ini, tetapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, asal program ini selalu dikawal dengan konsisten dan kurikulumnya tidak bergonta-ganti.

“Asal jangan sampai tidak diteruskan lagi setelah 5 tahun berlalu,” tambahnya.

Dalam konteks implementasi, Iradat optimistis guru-guru Indonesia mampu mengajarkan logika penerapan dan pemahaman dasar tentang AI, asalkan didukung kebijakan yang serius dan fasilitasi pemerintah daerah.

“Sebenarnya guru-guru kita mampu karena itu basic pengajaran. Dananya juga kita lihat ada. Tinggal mau atau tidak mencerdaskan bangsa ini sepenuh hati,” pungkasnya.

Tags: Abdul Mu'tiAICodingIradat WiridSD

Related Posts

Satu di antara kegiatan tanggap bencana di SD yang berada di wilayah Kota Yogyakarta

14 SD di Kota Yogyakarta Menjadi Percontohan Tagana Masuk Sekolah

July 22, 2025
Ilustrasi : robot AI

Bos Google DeepMind: Ancaman Terbesar AI Bukan Soal Lapangan Pekerjaan, Ini yang Harus Diwaspadai

June 8, 2025
SD Negeri Ungaran 1, satu diantara 7 rekomendasi SD terbaik di Kota Yogyakarta berdasar ASPD terbaru

7 Rekomendasi SD Terbaik di Kota Yogyakarta Berdasar ASPD Terbaru

June 5, 2025
Ilustrasi siswa Sekolah Dasar (SD)

Putusan MK Soal Sekolah Gratis Disambut Guru dengan Harap dan Cemas

June 1, 2025
Ilustrasi AI

Psikolog UMS: AI Tidak Bisa Gantikan Empati Manusia

May 31, 2025
Ilustrasi siswa Sekolah Dasar (SD)

Putusan MK Belum Nyata, Sekolah Gratis Masih di Atas Kertas

May 30, 2025
Next Post
Jogja Printing Expo 2025

Jogja Printing Expo 2025 Siap Dorong Pertumbuhan Industri Percetakan Nasional

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

TERPOPULER

Ilustrasi SMP di Sleman

8 SMP Terbaik di Sleman yang Bisa Jadi Pilihan

June 4, 2025
Berikut 10 SMP unggulan di Bantul yang bisa dijadikan acuan sebelum mendaftar SPBM 2025.

Inilah 7 SMP Unggulan di Bantul yang Paling Diburu Jelang SPMB 2025

June 9, 2025
Kabupaten Bantul memiliki sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi incaran para pendaftar.

10 SMP Favorit di Bantul: Pilihan Terbaik Sekolah Negeri dan Swasta

June 18, 2025
Para ojol dari berbagai aplikasi menggelar aksi di kawasan Titik Nol Kilometer bertajuk Kebangkitan Transportasi Online, Selasa (20/5/2025).

Aksi Ojol Turun ke Jalan Direspons, Sekda DIY Sambut Aspirasi Soal Regulasi dan Kesejahteraan

May 21, 2025
Satu diantara SMA terbaik di Bantul yakni SMA N 1 Bantul

10 SMA Terbaik di Bantul, Rekomendasi bagi Pencari Sekolah

June 4, 2025

Subscribe

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Copyright ©2025 | populi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • GLOBAL
    • NASIONAL
    • POLITAINMENT
  • SLEMAN
  • BANTUL
  • KOTA YOGYAKARTA
  • KULON PROGO
  • GUNUNGKIDUL
  • JATENG
    • KEDU
    • SOLO RAYA
  • BISNIS
  • UMKM
  • SIKAP
  • PSS SLEMAN
  • URBAN
    • SPORT
      • LIGA
    • CENDEKIA
    • KESEHATAN
    • KULTUR
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • TEKNO

Copyright ©2025. populi.id - All Right Reserved.